Suku Terasing Di Kutai Timur Butuh Perhatian Khusus

oleh
oleh

Komunitas Adat Terpencil (KAT)yang merupakan suku terasing yang ada di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur yang hingga saat ini berjumlah 3.205 jiwa membutuhkan perhatian khusus. <p style="text-align: justify;">Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kutai Timur Aji Kifly Oesman di Sangatta, Rabu, mengatakan berdasarkan data tahun 2013, penduduk yang masuk kategori KAT mencapai 3.205 jiwa, tersebar di 18 Kecamatan Se-Kutai Timur.<br /><br />"KAT merupakan salah satu Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) ini masih memerlukan perhatian khusus. Sebagai warga negara KAT memiliki hak untuk hidup layak," katanya.<br /><br />Untuk penanganan 3.205 jiwa KAT itu, realisasi kegiatan yang dilaksanakan Dinas Sosial Kutaui Timur baru untuk 57 orang atau dengan tingkat capaian hanya 0,01 persen.<br /><br />Minimnya anggaran, menurut dia, merupakan salah satu faktor belum tertannganinya KAT di Kutai Timur. Karena itu, pemkab setempat berharap agar perusahaan swasta yang ada di daerah ini ikut memberikan perhatian kepada KAT baik untuk pendidikan, kesehatan dan lainnya.<br /><br />"Butuh dukungan untuk memberdayakannya mereka, baik dari pemkab, pemprov dan pemerintah pusat serta pihak perusahaan swasta yang beroperasi di Kutai Timur," kata Aji Kifly.<br /><br />Suku terasing ini, kata dia, juga berhak untuk meperoleh pelayanan sosial dasar dan hak partisipasi dalam pembangunan serta perlindungan dari berbagai kondisi yang menggangu baik secara sosial, budaya, ekonomi, hukum maupun politik.<br /><br />Sebelumnya Ketua RT 09 Desa Kaliorang Iwan Saputera yang berasal dari Suku Basap (suku terasing) mengatakan dari 40 kepala keluarga (KK) atau 70 jiwa warganya masih banyak belum memiliki rumah layak.<br /><br />"Baru beberapa KK yang dapat rumah bantuan Pemkab Kutai Timur, karena itu kami mengharapkan mereka dibangun rumah lagi," katanya.<br /><br />Menurut dia, dirinya berharap perusahaan yang beroperasi di sekitar daerahnya ikut memberikan perhatian dan bantuan, seperti pembangunan rumah, air bersih dan pendidikan.<br /><br />Muis (33), salah seorang warga Suku Basap di Kaliorang mengaku bersyukur dapat bantuan rumah dari Pemkab Kutai Timur tahun 2013.<br /><br />"Saya senang dapat rumah bagus, tempatnya juga bagus. Kalau dulu rumah kami hanya atap terpal dan lantai kayu," katanya.<br /><br />Ia mengatakan yang masih menjadi masalah bagi warga Suku Basap lainnya adalah sulitnya mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci dan cucian.<br /><br />"Kami mandi dan mencuci hanya menggunakan air parit bekas galian exavator perusahaan tambang batu bara ukuran 2 meter kali 2 meter sedalam 1 meter," kata Muis.<br /><br />Air bersih itu, katahnya, dibutuhkan warga, karena air gunung yang ada terlalu jauh, naik gunung dan turun gunung, karena di mereka mengharapkan ada bantuan fasilitas air bersih. <strong>(das/ant)</strong></p>