Tanaman Padi Ladang Barut Terancam Tak Maksimal

oleh
oleh

Pembukaan lahan padi ladang atau padi gunung oleh masyarakat tersebar di enam kecamatan Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah pada musim tanam Oktober-Maret 2010/2011 terancam tidak maksimal akibat terlambatnya penyaluran bibit bantuan pemerintah. <p style="text-align: justify;">"Sampai saat ini rencana bantuan bibit unggul padi ladang dari pemerintah pusat masih belum seluruhnya diterima petani," kata Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Barito Utara, Sunoto di Muara Teweh, Jumat. <br /><br />Menurut Sunoto, rencananya petani padi ladang tersebar di enam kecamatan Kabupaten Barito Utara, akan mendapat bantuan bibit varietas situbagendit sebanyak 95,1 ton untuk lahan seluas 3.804 hektare. <br /><br />Hingga sekarang, baru sekitar 30 ton yang sudah diserahkan ke daerah, namun sisanya 65,1 ton belum disalurkan pihak penyalur bibit tersebut. <br /><br />"Sebagian besar petani masih menunggu bantuan benih padi ladang itu, sementara musim tanam Oktober – Maret tahun ini semestinya sudah dilakukan pada September 2010," katanya. <br /><br />Sunoto menjelaskan, bibit padi ladang yang sudah disalurkan tersebut telah dibagikan sebagian kepada petani di wilayah Kecamatan Teweh Tengah, Gunung Timang dan Teweh Timur. <br /><br />Selain terlambatnya penyaluran bantuan benih itu, katanya, kebutuhan bibit juga dinilai kecil, semestinya keperluan bercocok tanam padi ladang untuk satu hektarenya sekitar 40 kilogram namun benih bantuan itu hanya diberikan 25 Kg per hektare. <br /><br />Untuk menutupi kekurangan kebutuhan bibit tanaman padi tersebut petani di kabupaten Barito Utara sebagian menggunakan padi lokal jenis talun. <br /><br />Terlambatnya bantuan benih itu dikhawatirkan bibit unggul padi ladang tidak bisa dimanfaatkan petani untuk musim tanam tahun ini. "Kami tetap berupaya mendorong mereka menanam benih itu namun kalau tetap tidak bisa kemungkinan ditanam pada tahun berikutnya," katanya. <br /><br />Selain keterlambatan realisasi bantuan benih tersebut, kendala lainnya yang dialami petani padi ladang dalam pembukaan lahan karena perubahan cuaca (anomali) yang tingkat curah hujan relatif tinggi. <br /><br />Sementara dalam menanam padi ladang itu petani di kabupaten pedalaman Kalteng membuka lahan untuk pertanian tersebut dengan cara membakar. <br /><br />"Akibat tingginya curah hujan, petani kesulitan membakar lahan dan tentunya akan berpangaruh terhadap produksi padi di daerah ini," katanya. <br /><br />Sasaran luas lahan tanaman padi ladang musim tanam Oktober – Maret tersebut mencapai 9.524 hektare di enam kecamatan, sedangkan padi sawah lahan seluas 1.466 hektare tersebar di sentra padi basah wilayah Kecamatan Gunung Timang, Teweh Tengah, dan Montallat. <strong>(das/ant)</strong></p>