Tarian Asli Dayak Terancam Punah

oleh
oleh

Dibalik kebanggaan semakin banyaknya sanggar kesenian di Sintang, ada sebuah kekuatiran. Yaitu, musnahnya tarian asli nenek moyang. Begitu, dikatakan Temenggung Kecamatan Sepauk, Kempeni, kepada kalimantan-news.com hari Senin (25/03/2013). <p style="text-align: justify;">Dikatakan lebih lanjut, bahwa sanggar-sanggar yang terus bertambah jumlahnya sekarang ini, kebanyakan hanya mempersiapkan tarian-tarian kreasi baru. Dalam tarian kreasi baru, yang menandakan bahwa itu tarian Dayak hanya dari musik dan atribut penarinya. Karena akhirnya larut, dalam gaya tarian umum dan sama dengan tarian kreasi baru dari provinsi lain. Tanpa musik dan atribut, kita sulit membedakan apakah ini tarian dari Kalimantan atau bukan.<br /><br />Kempeni mencontohkan, untuk kelompok sub-suku Dayak Seberuang saja, dulu dikenal ada sejumlah tarian asli, misalnya seperti tarian Semanang. Dalam tarian Semanang ini, juga terbagi dalam sejumlah tarian tergantung acara ritualnya. Diantaranya seperti Tari Begendai; Tari Nimang Mayang; Tari Ngumai Petara. Diluar Tari Semanang, masih ada Tari Ngayau dan Tari Nurun Benih. Dulu, ada sejumlah tarian yang dibawakan penari tunggal, misalnya oleh Temenggung atau oleh para sesepuh.<br /><br />“Sekarang ini, mumpung para penari asli masih banyak yang hidup, sebaiknya ada yang bersedia untuk memprakarsai dilestarikannya tarian-tarian asli dari berbagai sub-suku Dayak di Kalimantan Barat ini,” kata Kempeni. <strong>(das/kl)</strong></p>