Tokoh-Tokoh Sintang Sepakat Tangkal Provokasi Jaga Suasana Kondusif

oleh
oleh

"Masyarakat jangan terprovokasi! Banyak isu yang beredar, mengenai situasi dan informasi yang tak jelas asal usulnya. Jika menerima kabar baik dari SMS ataupun jejaringan sosial, agar diabaikan. Semua tokoh sepakat untuk menjaga Daerah kita agar tetapa kondusif" <p style="text-align: justify;">Kapolres Sintang AKBP Oktavianus Martin mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi menyebarnya isu provokasi berbau SARA yang berawal dari kejadian di Pontianak. Langkah antisipasi yang diambil pihak polres adalah dengan mengajak duduk dan rembug bersama sejumlah tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat. <br /><br />Meski dilaksanakan mendadak, kegiatan ini akhirnya menyepakati bahwa semua element harus turut ambil bagian dalam menciptakan suasana yang aman dan kondusif.<br /><br />Dimulai dari paparan awal oleh Kapolres Sintang tentang bagaimana kondisi terbaru, Kapolres meminta tanggapan dan respon serta saran dari sejumlah tokoh undangan. <br /><br />Kesempatan pertama diberikan kepada ketua DAD Sintang Mikael Abeng. Dalam penjelasanya dihadapan peserta, Mikael Abeng menjelaskan kronologis aksi pemblokiran jalan di daerah Gernis pada Minggu (11/3) lalu. <br /><br />Kehadiranya di lokasi kejadian menurutnya bukan sebagai bagian dari peserta aksi, namun merupakan upaya untuk meredam emosi peserta aksi dan meminta agar aksi blokir jalan segera ditunda. Bersama kapolres Sintang menurutnya ia memastikan bahwa pimpinan FPI yang dikabarkan datang ke Pontianak segera meninggalkan Kalbar. Ia juga mengatakan bahwa sebagai ketua DAD, dirinya sudah menyampaikan seruan dan himbauan agar masyarakat Dayak khususnya menahan diri untuk tidak masuk dalam masalah yang ada.<br /><br />“Kami sudah sampaikan himbauan dan perintah bahkan ke kecamatan-kecamatan agar semuanya menahan diri. Tidak perlu ikut-ikutan apalagi sampai turun ke Pontianak,”ujarnya.<br /><br />Ketua DAD Sintang Mikael Abeng menegaskan bahwa masyarakat Dayak cinta damai. Bila terjadi kekerasan dengan mengatasnamakan masyarakat dayak, menurutnya itu hanyalah ulah segelintir oknum saja.<br /><br />“Kita sudah lama hidup rukun berdampingan. Jangan sampai kita terprovokasi dengan isu-isu yang menyesatkan itu. Di Sintang ini kita hidup multi etnis, tapi tetap kondusif,” ucapnya.<br /><br />Persoalan di Pontianak, kata Abeng, jangan dibesar-besarkan apalagi dibawa kedaerah.<br /><br />“Kita dari DAD sepakat untuk tetap menjaga Kalbar aman. Karena itu, tidak ada kekerasan yang mengatasnamakan DAD,” tegasnya.<br /><br />Selain ketua DAD, hadir pula ketua MUI Sintang H.Niam Musni. Dalam tanggapanya Niam Musni mengatakan bahwa yang harus disampaikan kepada masyarakat bahwa FPI bukanlah representasi umat Islam. <br /><br />“FPI itu hanya ormas, kebetulan memang memakai nama Islam dan menggunakan dasar dan azas Islam. Tapi ummat Islam tidak sama dengan FPI. Hal ini yang perlu diketahui oleh masyarakat,”ujarnya.<br /><br />H. Niam Musni juga meminta masyarakat untuk tidak mudah terpancing dengan isu-isu menyesatkan.<br /><br />“Kita percayakan kepada aparat. Jangan kita yang terprovokasi,” pesannya.&lt;br /><br />Hadir pula ketua Muhamadiyah Sintang yang juga menjabat sebagai ketua Puspawaja Sintang H.Senen Maryono yang berharap keamanan dapat terus terjaga hingga Pilgub terlaksana.<br /><br />“Kami percaya pada aparat. Kita juga minta jangan ada intimidasi, biakan masyarakat menggunakan hak pilihnya. Siapapun Gubernurnya tetap kita dukung,” ujarnya.<br /><br />Sementara dari kalangan birokarasi diwakili Plt Asisten III Bidang Pemerintahan A Biong. Turut hadir Ketua DPRD Sintang Harjono, Kepala Kejari Moch Djumali dan Dandim 1205 Sintang Kol Inf P Hutagalung.<br /><br />Tidak ada perdebatan maupun adu argumentasi, terlebih saling salah menyalahkan. Semua sepaham bahwa gejolak yang timbul merupakan ulah oknum, sehingga semua elemen masyarakat diminta untuk tidak mudah terprovokasi ataupun terpancing dengan isu-isu menyesatkan.<strong>(*)</strong></p>