TPID Kalteng Upayakan Antisipasi Inflasi Secara Permanen

oleh
oleh

Tim Penanggulangan Inflasi Daerah Kalimantan Tengah berupaya menyusun program antisipasi secara permanen terhadap komoditas penyumbang inflasi. <p style="text-align: justify;">Antisipasi secara permanen tersebut telah dimulai dengan dicanangkannya Kalteng Besuh atau kenyang namun membutuhkan waktu untuk merealisasikannya, kata Wakil Ketua TPID Kalteng Syahrin Daulay di Palangka Raya, Senin.<br /><br />"Kinerja TPID Kalteng di tahun 2014 memang mendapat apresiasi dari Pemerintah Pusat. Namun kami belum puas jika komoditas penyumbang inflasi tidak dapat diantisipasi secara permanen," tambah dia.<br /><br />Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng mencatat Januari 2015 provinsi berjuluk “Bumi Tambun Bungai” itu mengalami inflasi 0,73 persen. Laju inflasi tahun kalender 2014 dan year on year 6,67 persen.<br /><br />Syahrin mengatakan, komunitas tertinggi penyumbang inflasi di bulan Januari memang masih daging ayam ras, wortel, satu dan telur ayam ras, ikan patin, bawang merah, ikan lais, bahan bakar rumah tangga, kentang, beras dan lainnya.<br /><br />"Ini yang sedang kami upayakan bagaimana agar daging ayam ras dan beras tidak masuk penyumbang inflasi secara permanen. Cara salah satunya melalui Program Kalteng Besuh," katanya.<br /><br />Asisten II Pemprov Kalteng itu mengatakan program Kalteng Besuh bukan sekedar menuju swasembada pangan, namun bagaimana komoditas yang tergabung di program tersebut dapat menanggulangi inflasi.<br /><br />Selain itu, lanjut dia, Pemprov Kalteng juga telah membagikan polibek kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) agar menaman kebutuhan pokok di pekarangan rumah, sehingga tidak perlu membeli.<br /><br />"Hanya memang butuh waktu untuk mewujudkan upaya antisipasi secara permanen tersebut. Dinas yang tergabung di TPID pun terus berupaya mencari cara dan segera melaksanakannya. Jadi, kami tidak responsif terhadap komuditas penyumbang inflasi," demikian Syahrin. (das/ant)</p>