Tuah: Tertibkan Petasan Ibarat Buah Simalakama

oleh
oleh
Tuah Mangasih, Anggota DPRD Sintang

SINTANG – Memasuki bulan suci Ramadhan, penjualan petasan juga akan meningkat, bahkan mudah ditemukan dimana saja.

Tentu hal ini perlu adanya pantauan khusus dari pihak berwenang, agar petasan yang dijual tersebut tak menyalah aturan dan tentutnya tak menganggu umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Menanggapi itu, Anggota DPRD Sintang, Tuah Mangasih mengatakan, petasan (mercon) di bulan suci Ramadhan ini memang diibaratkan buah simalakama. Karena dari zaman dulu memang setiap menyambut Ramadhan petasan ini selalu dimainkan.

“Karena memang waktu saya dari kecil dulu setiap nyambut Ramadan selalu mencari petasan atau, dimana zaman saya namanya bedil. Ibaratnya sudah menjadi tradisi,” ungkap Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.

Jadi dikatakan Tuah, memang sulit untuk menghilangkannya. Hanya saja aturan-aturan tetap harus ditegakan. Maka dari itu, Tuah mengatakan harus ada caranya atau solusi untuk menertibkan petasan ini tanpa harus menghilangkannya.

“Setidaknya instansi terkait lebih paham akan itu. Mungkin menertibkannya dengan cara dianjurkan bermain petasan di lokasi khusus tempat permainannya, begitu juga penjualnya pasti ada aturan yang harus diikutinya,” katanya.
Tak hanya itu, tempat bermainnya kata Tuah, juga jangan sampai dekat dengan pemukiman warga dan tempat ibadah, karena hal tersebut tentu akan menganggu.

“Kita yakin instansi terkait lebih paham akan hal ini. Ya mudahan semuanya tak ada yang dirugikan dalam hal ini, kita harapkan Ramadhan tahun ini dapat berjalan aman, damai dan lancar,” pungkasnya. (*)