Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction menjalin kerja sama dalam program peningkatan kesiapan masyarakat menghadapi risiko bencana erupsi Gunung Merapi. <p style="text-align: justify;">Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction menjalin kerja sama dalam program peningkatan kesiapan masyarakat menghadapi risiko bencana erupsi Gunung Merapi.<br /><br />"Selain itu, juga mendukung program rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana erupsi Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah," kata Wakil Rektor Senior UGM Bidang Administrasi Keuangan dan Sumberdaya Manusia Ainun Na’im, di Yogyakarta, Rabu.<br /><br />Menurut dia usai penandatanganan nota kesepahaman antara UGM dengan Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR), UGM menerima bantuan senilai 1,2 juta dolar Australia dari AIFDR untuk membantu melaksanakan kegiatan tersebut.<br /><br />"Keselamatan masyarakat yang tinggal di kawasan Gunung Merapi menjadi fokus kemitraan baru yang terbentuk antara pemerintah Australia dengan UGM," katanya.<br /><br />Ia mengatakan kerja sama itu diharapkan dapat membantu pengurangan risiko bencana bagi masyarakat yang tinggal di kawasan Merapi untuk mendapatkan kehidupan dan masa depan yang lebih baik.<br /><br />"Kami berharap kerja sama ini bisa membantu menciptakan masyarakat yang siap menghadapi risiko bencana. Kali ini difokuskan pada penelitian bidang ilmu antropologi dan sosial," katanya.<br /><br />Menurut dia, UGM melalui sivitas akademika, baik dosen maupun mahasiswa telah memberikan kontribusi dalam penanganan bencana Merapi.<br /><br />"Partisipasi UGM dalam penanganan bencana juga dilakukan di daerah lain, seperti penanganan bencana tsunami di Aceh bersama tim kesehatan Universitas Syiah Kuala," katanya.<br /><br />Direktur AIFDR Matt Hayne mengatakan Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi aktif di Indonesia, sehingga perlu memastikan keselamatan warga yang menetap di kawasan tersebut.<br /><br />Kerja sama penelitian itu akan mengkaji pemahaman mengenai pengetahuan lokal, kepercayaan, dan cara hidup masyarakat yang menetap di 30 dusun di empat kabupaten di DIY dan Jateng.<br /><br />Temuan dari penelitian tersebut akan digunakan dalam panduan rencana pemulihan mata pencarian masyarakat setempat.<br /><br />"Hal yang penting bagi masyarakat adalah terus siaga menghadapi erupsi Merapi di masa depan. Strategi kesiapan yang menyeluruh harus mengakui, memahami, dan menggunakan pengalaman warga yang telah menetap lama di kawasan Gunung Merapi," katanya. (Eka/Ant)</p>