Wakil Bupati Kubu Raya Andreas Mohrotien mengatakan, pelaksanaan Cap Go Meh yang pertama kalinya digelar di kabupaten itu bisa menjadi media pemersatu antaretnis yang ada. <p style="text-align: justify;">"Bisa kita lihat sendiri, ruas jalan penghubung Soekarno-Hatta menuju ke Jalan Adi Sucipto dipadati masyarakat yang antusias menyaksikan suguhan hiburan dari perayaan Cap Go Meh ini," kata Andreas Muhrotien saat menyaksikan perayaan tahunan yang pertama kalinya digelar Majelis Adat Budaya Tionghoa Kalimantan Barat di Kubu Raya, Kamis (18/02/2011). <br /><br />Menurut Andreas, dengan ramainya masyarakat menyaksikan kegiatan tersebut menunjukkan penerimaan masyarakat Kubu Raya yang sangat baik atas pelaksanaannya. <br /><br />Hal tersebut, lanjut dia, jelas memberikan nilai tersendiri bagi keharmonisan umat beragama di Kubu Raya yang notabene dihuni oleh masyarakat yang multikultur. <br /><br />"Meski perayaan Cap Go Meh dirayakan oleh etnis Tionghoa, namun masyarakat dari etnis lainnya juga ambil bagian dan berbaur menjadi satu. Betul-betul harmonis dan dinamis," tuturnya. <br /><br />Andreas mengatakan dengan keharmonisan tersebut tentu bisa menjadi modal dasar bagi Kabupaten Kubu Raya untuk melaksanakan kegiatan serupa ke depannya. <br /><br />Sejak awal pengajuan pelaksanaan kegiatan tersebut oleh MABT Kalbar, Pemerintah Kubu Raya sudah menyambut baik rencana itu. <br /><br />Pasalnya, hal tersebut sejalan dengan upaya untuk mengembangkan kebudayaan dan pariwisata. <br /><br />Kendati baru kali pertama dilaksanakan di Kubu Raya, menurut Andreas, hal tersebut tidak akan menjadi persoalan, karena selama ini, ketika perayaan tersebut dipusatkan di Kota Pontianak, tatung, naga dan barongsai banyak dari Kubu Raya. <br /><br />"Ini jelas menjadi aset kita, tentunya diharapkan menjadi dorongan bagi etnis lainnya untuk menggelar acara serupa, pawai budaya atau lainnya dan menjadi agenda wisata di Kubu Raya," kata Andreas. <strong>(phs/Ant)</strong></p>
