Warga Semaong Resah, Marak Pencurian Ternak dan Karet

oleh
oleh

Sudah satu bulan terakhir ini, warga Semaong, Desa Peniti, Sekadau Hilir dibuat resah dengan maraknya aksi pencurian di wilayah mereka. Celakanya, semakin lama aksi pencurian semakin sering terjadi. <p style="text-align: justify;">Para maling pun tak pilih-pilih dalam beraksi. Apapun yang bisa diembat, pasti akan diembat. Mulai hewan ternak, mesin pompa air, badan speed boat, hingga karet jinton (kulat) pun diangkut maling.<br /><br />H. Damsyik, warga Semaong ini salah satu korbannya. Hari Kamis 17 September lalu, Damsyik kehilangan seekor sapi miliknya. Sapi itu dia tambat di seberang kampung Semaong. Saat Damsyik hendak memindahkan tambatan sapinya, ternaknya itu sudah raib. Damsyik pun kelimpungan mencari sapi kesayangannya itu.<br /><br />“Mungkin dicuri malam harinya. Waktu saya mau pindahkan tambatan sapi besok paginya, sapi saya sudah tidak ada. Saya yakin hilang dicuri,” ujar pria yang di kampungnya akrab dipanggil Ai Anyang, (23/9).<br /><br />Sudah sepekan berlalu, Ai Anyang tak berhasil menemukan sapi miliknya. Ia pun mulai pasrah dan merelakan si sapi. Akibat kecurian itu, Ai Anyang mengalami kerugian di kisaran 7-8 juta rupiah.<br /><br />Mis, warga Semaong lainnya juga senasib dengan Ai Anyang. Bedanya, kalau Anyang kehilangan sapi, Mis kecolongan kulat hasil menyadap karet. Mis mengisahkan, beberapa waktu lalu kulat miliknya yang masih berada di kebun karet hilang digondol maling. Padahal, kulat itu hendak dijualnya ke penampung.<br /><br />“Sudah susah-susah noreh eh malah dicuri orang. Bayangkan kulat pun dicuri. Memang keterlaluan lah,” keluh Mis.<br /><br />Aksi maling yang kian meresahkan tak hanya bikin warga Semaong jengkel. Warga yang menjadi korban pun rugi secara materi. Seperti Mis, yang memang mengandalkan hasil menoreh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari merasa sangat kesal dengan ulah maling.<br /><br />“Padahal hasil noreh lah untuk bayar arisan, bayar kredit motor. Sudahlah harga karet tidak seberapa, dicuri pula, nasib-nasib,” rintih Mis.<br /><br />Walau kesal bukan main, tapi Mis mengaku sudah mengikhlaskan kehilangan karet miliknya. “Tapi sudahlah, siapa tahu rejeki saya lebih dari itu,” katanya pasrah. (KN)</p>