Sebanyak 146 warga Sampit terserang diare selama Agustus-September, kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Rumah Sakit Umum Daerah dr Murjani Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Hermansyah. <p style="text-align: justify;">"Sepanjang Agustus 2011 ada 126 penderita diare yang menjalani perawatan di RSUD dr Murjani Sampit dengan dua orang di antaranya meninggal dunia," katanya di Sampit, Kamis.<br /><br />Untuk September 2011, sejak 1 September hingga 8 September tercatat 20 penderita diare yang menjalani perawatan di RSUD dr Murjani Sampit.<br /><br />Jumlah penderita cenderung mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan Agustus 2011 dan sebagian besar penderita diare adalah anak-anak usia di bawah lima tahun (balita).<br /><br />Meski jumlah penderita diare pada September cenderung mengalami penurunan, ia mengharapkan masyarakat untuk tetap waspada karena virus diare dapat menyerang sewaktu-waktu terhadap siapa dan dimana saja.<br /><br />Menurut Hermansyah, sebagaian besar penghuni ruang perawatan anak di RSUD dr Murjani Sampit adalah penderita diare.<br /><br />"Untuk menghindari serangan diare, kami harap masyarakat tetap berperilaku hidup sehat, baik di luar maupun di dalam rumah," katanya.<br /><br />Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur, Yuendri Irawanto, mengatakan, peningkatan jumlah penderita diare selama September tidak sebesar yang terjadi pada tiga bulan sebelumnya, yakni Juni, Juli dan Agustus 2011.<br /><br />Sepanjang Juni ada sebanyak 54 penderita diare yang menjalani perawatan di RSUD dr Murjani Sampit, sepanjang Juli ada 154 penderita dengan tiga di antaranya meninggal dunia dan sepanjang Agustus ada 126 penderita dengan dua di antaranya meninggal dunia.<br /><br />Dalam kurun waktu tiga bulan ada 334 penderita diare di Kotawaringin Timur dengan lima penderita di antaranya meninggal dunia dan semua korban meninggal adalah balita.<br /><br />Akibat banyaknya penderita diare dan korban meninggal dunia, dua wilayah kecamatan di Kotawaringin Timur, yakni Baamang dan Mentawa Baru Ketapang, telah ditetapkan sebagai wilayah kejadian luar biasa (KLB) diare.<br /><br />"Meski saat ini telah mengalami penurunan jumlah penderita diare dibandingkan dengan tiga bulan lalu, kami harap masyarakat untuk tetap waspada," terangnya. <strong>(das/ant)</strong></p>