20 Persen Pupuk Urea Subsidi Tak Terserap

oleh
oleh

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Barat mengungkapkan sekitar 20 persen pupuk urea bersubsidi di provinsi itu tidak terserap selama musim tanam 2010. <p style="text-align: justify;">Menurut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar Hazairin di Pontianak, Kamis (20/01/2011), kondisi itu membuat alokasi pupuk bersubsidi hanya naik dua ribu ton untuk tahun 2011. <br /><br />"Tahun ini kuota pupuk urea bersubsidi di Kalbar sekitar 42 ribu ton," kata dia. <br /><br />Ia menambahkan, di tahun 2010, tingkat serapan pupuk urea bersubsidi sekitar 80 persen. <br /><br />Ia melanjutkan, salah satunya karena ketidakmampuan petani membeli pupuk bersubsidi. <br /><br />"Sistem yang ada sebenarnya cukup baik karena petani melalui kelompok tani mengajukan rencana definitif kebutuhan kelompok," kata dia. <br /><br />Namun, ketika petani ingin membeli pupuk subsidi, sudah tidak mempunyai uang lagi. Hazairin mengatakan, terkadang ada tenggat waktu yang cukup panjang antara pengajuan hingga realisasi. <br /><br />"Uang yang seharusnya untuk membeli pupuk, akhirnya dipakai untuk membeli kebutuhan lainnya sehingga ketika pupuk ada di kios, mereka tidak dapat membelinya," kata Hazairin. <br /><br />Salah satu solusi adalah membentuk bank pupuk untuk menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi di kalangan petani setiap saat. <br /><br />Ia mengatakan, di sektor hortikultura seperti sayuran dan jeruk, kebutuhan pupuk jenis NPK malah naik tinggi. <br /><br />"Petani di sektor ini relatif lebih mapan dibanding petani padi," kata dia. Tahun lalu, kuota pupuk subsidi jenis NPK dibawah 10 ribu ton. <br /><br />Tahun ini naik lebih dua kali lipat yakni menjadi 23 ribu ton. "Tahun lalu, malah kekurangan," katanya. <br /><br />Secara keseluruhan, kuota pupuk bersubsidi di Kalbar, selain dua jenis tersebut, tahun ini sebesar 86 ribu ton. <strong>(phs/Ant)</strong></p>