200 Hektare Lahan Pertanian Diserang Hama Ulat

oleh
oleh

Lahan pertanian seluas 200 hektare petani di Desa Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, terkena serangan hama ulat dan tikus yang sudah terjadi sejak bulan Januari 2011. <p style="text-align: justify;">Lahan pertanian seluas 200 hektare petani di Desa Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, terkena serangan hama ulat dan tikus yang sudah terjadi sejak bulan Januari 2011.<br /><br />"Serangan hama ulat dan tikus di lahan pertanian warga terjadi sudah sejak bulan Januari lalu atau awal musim panen," kata salah satu petani Desa Kronjo, Samsuri di Tangerang Jumat.<br /><br />Dikatakannya, akibat terjadinya serangan hama ulat dan tikus, membuat hasil produki pertanian di wilayah sekitar mengalami penurunan hingga 60 persen.<br /><br />Biasanya, dalam satu hektare, petani mampu menghasilkan sebanyak 5 ton padi. Namun, sejak terjadinya penyerangan hama tikus dan ulat, produksi yang dihasilkan hanya mencapai 2 ton.<br /><br />"Hingga saat ini, warga belum ada yang mampu menanggulangi penyerangan hama tikus dan ulat tersebut. Sebab, petani hanya fokus untuk memproduksi lahan yang masih bisa digarap," katanya.<br /><br />Serangan hama tikus dan ulat, ditambahkannya, tidak hanya terjadi di Desa Kronjo saja. Melainkan juga menyerangan di Desa Mekar Baru. Akibatnya, musim panen pun dinyatakan gagal.<br /><br />Masalah penyerangan hama tikus dan ulat pun sudah disampaikannya kepada pemerintah setempat. Namun, hingga saat ini, belum ada tindak lanjut maupun solusi untuk pencegahan.<br /><br />Karena itu, petani khawatir bila tetap dibiarkan, maka musim panen kedua di akhir tahun nanti, akan mengalami hal yang serupa yang penyerangan hama tikus dan ulat.<br /><br />"Kami harapkan pemerintah dapat memberikan bantuan. Karena, petani hanya bisa untuk menanam padi di area yang dianggapnya aman dari penyerangan hama tikus dan ulat," katanya.<br /><br />Bila tidak terjadi penyerangan hama tikus dan ulat, biasanya petani mampu menghasilkan pendapatan hingga Rp 13 juta untuk satu hektarnya dengan biaya produksi mencapai Rp 3,5 juta untuk setiap hektar. "Kini, pendapatan hanya sebesar Rp 5 juta," katanya.<br /><br />Laporan petani disampaikan Sementara itu, Camat Kronjo, Didi Ruswadi menuturkan pihaknya sudah menerima keluhan dari para petani.<br /><br />Keluhan petani tersebut ditampung kemudian di sampaikan ke dinas terkait.<br /><br />"Memang, banyak yang datang ke kantor dengan keluhan sawah diserang hama. Kami laporkan ke dinas pertanian karena ‘leading sector’-nya ‘kan ada di dinas," katanya.(Eka/Ant)</p>