Dari 33 imigran asal Timur Tengah yang ditampung di Rumah Karantina Kantor Imigrasi Samarinda, Kalimantan Timur, hanya tiga di antaranya yang memiliki paspor. <p style="text-align: justify;"><br />"Hanya ada tiga imigran yakni dari Iran yang memiliki paspor sementara, sedangkan 30 lainnya tidak memiliki dokumen sehingga bisa dikatakan sebagai imigran gelap," ungkap Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Samarinda, Zaeroji, Jumat.<br /><br />Pihak Imigrasi kata dia masih melakukan pendataan untuk mengetahui apakah imigran asal Iran, Afganistan dan Pakistan tersebut sudah terdaftar pada badan UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) sebuah lembaga di bawah naungan PPB yang mengurusi masalah pengungsi.<br /><br />"Kami hanya mendata terkait nama, data kelahiran serta kewarganegaraan mereka kemudian akan dicek dengan data UNHCR. Jika mereka sudah terdaftar kemungkinan akan disalurkan ke negara yang mau menerima dan bisa juga difasilitasi oleh pihak Palang Merah. Namun, umunya tujuan mereka adalah Australia," kata Zaeroji.<br /><br />Para imigran tersebut lanjut Zaeroji tidak langsung datang dari negaranya masing-masing tetapi sebelumnya sudah menetap di Jakarta.<br /><br />"Mereka bukan langsung dari negeranya tetapi sebelumnya sudah tinggal di Jakarta. Menurut pengakuan mereka, dari Jakarta mereka kemudian pergi ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, selanjutnya naik perahu dengan tujuan Makassar namun perahu mereka karam di Selat Makassar lalu ditolong nelayan dan dievakuasi ke Samarinda menggunakan KM. Selvi Utami," ungkap Zaeroji.<br /><br />Setelah proses pendataan, imigran asal Timur Tengah tersebut akan diserahkan ke Rumah Detensi Kantor Imigrasi Balikpapan.<br /><br />Proses evakuasi terhadap 33 imigran asal Iran, Afganistan dan Pakistan ke Samarinda tersebut berlangsung saat perahu yang mereka tumpangi karam di Selat Makassar kemudian diselamatkan nelayan.<br /><br />Perahu nelayan yang menyelamatkan mereka juga sempat kehabisan bahan bakar namun akhirnya berhasil ditolong KM Selvi Utama, sebuah kapal pengangkut sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berlayar menuju Samarinda.<br /><br />KM Selvi Utama bersandar di Pelabuhan Samarinda Kamis (30/6) malam sekitar pukul 19.30 WITA dan setelah diidentifikasi, ke-33 imigran Timur Tengah tersebut selanjutnya dibawa ke rumah Karantina Kantor Imigrasi Samarinda sekitar pukul 21.00 WITA.<br /><br />Namun, hanya sekitar empat jam berada di Rumah Karantina Kantor Imigrasi Samarinda, 10 imigran tersebut kabur dengan cara memanjat pagar tembok bagian belakang rumah penampungan imigran itu.<br /><br />Dua berhasil ditangkap sekitar setengah jam kemudian, namun delapan imigran hingga Jumat petang belum berhasil ditemukan.<br /><br />Kedelapan imigran tersebut meninggalkan Rumah Karantina Kantor Imigrasi Samarinda dengan hanya pakaian yang melekat di badan dan tanpa membawa dompet serta telepon genggam.<strong>(phs/Ant)</strong></p>