Sebanyak 350 pemudik diangkut menggunakan kapal perang KRI Teluk Cendrawasih-533 dari Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menuju Semarang. <p style="text-align: justify;">"Seandainya bisa, kami angkut semua, tapi apa daya kapasitasnya cuma 350 orang. Kita harus mempertimbangkan keselamatan, makanya yang bisa naik pun kami seleksi yaitu yang masih sehat dan dewasa," kata Komandan KRI Teluk Cendrawasih, Mayor Pelaut Rahadian Rahmadi di Pelabuhan Sampit, Rabu malam.<br /><br />Diperbantukannya kapal perang dari Surabaya yang biasanya digunakan mengangkut logistik dan marinir TNI AL ini atas usulan Pemerintah Kabupaten Kotim setelah melihat banyaknya penumpang yang belum terangkut akibat imbas pembatasan penumpang. Pemerintah daerah bersyukur diberikan bantuan kapal ini dengan harapan semua penumpang bisa terangkut.<br /><br />Pantauan di Pelabuhan Sampit, KRI Teluk Cendrawasih tiba sekitar pukul 19:00 WIB. Seluruh pejabat terkait langsung menggelar rapat dadakan untuk pengaturan penumpang yang akan diangkut oleh kapal perang ini. Akhirnya disepakati, penumpang yang diangkut hanya penumpang dewasa yang sehat, sedangkan anak-anak dan lanjut usia akan diberangkatkan ke Surabaya menggunakan KM Kirana I pada Kamis siang.<br /><br />Sebelumnya keberangkatan, Rahmadi menjelaskan kondisi kapal dan cuaca di laut kepada ratusan penumpang yang ada di terminal penumpang pelabuhan. Saat ini cuaca laut sedang kurang bersahabat dengan ketinggian gelombang antara empat hingga lima meter, sehingga perlu kesiapan fisik calon penumpang.<br /><br />"Kami menjelaskan semuanya agar para penumpang siap dengan kondisi itu. Untuk logistik, kami sudah siapkan untuk perkiraan 350 penumpang itu tadi," jelas Rahmadi.<br /><br />Sekretaris Daerah Kotim, Putu Sudarsana mengaku bersyukur Kotim mendapat bantuan armada untuk mengangkut pemudik. Dia berharap seluruh penumpang bisa terangkut ke tempat tujuan.<br /><br />"Begitu melihat perkembangan di lapangan, pak Bupati langsung menyampaikan permohonan bantuan armada ini. Kita bersyukur ini bisa terlaksana," kata Putu yang ikut berbaur bersama calon penumpang.<br /><br />Anto, salah seorang penumpang mengaku bersyukur akhirnya bisa berangkat. Dia tidak mempermasalahkan jika harus naik kapal perang yang fasilitasnya tentu berbeda dengan fasilitas di kapal penumpang pada umumnya.<br /><br />"Ini pengalaman pertama saya naik kapal perang. Katanya cuaca di laut sedang buruk, tapi saya tidak mau memikirkan itu. Pokoknya berangkat dulu, urusan nanti di kapal seperti apa, tidak usah dipikir," kata Anto yang merupakan karyawan salah satu perkebunan di Kotim.<br /><br />Anto nekat ikut berangkat meski harus menumpak kapal perang. Dia bersama sejumlah rekannya sudah empat hari bertahan di Pelabuhan Sampit karena kehabisan tiket. Beruntung ada bantuan kapal perang sehingga dirinya bisa ikut mudik.<br /><br />Penumpang mulai masuk kapal sekitar pukul 21:00 WIB dengan tertib dengan pemeriksaan cukup ketat oleh anggota TNI AL. Setelah melakukan persiapan kapal dan pengarahan kepada penumpang, kapal perang ini berangkat meninggalkan Pelabuhan Sampit sekitar pukul 24:00 WIB. Jika dihitung waktu tempuh perjalanan selama 30 jam, maka diperkirakan kapal ini tiba saat Lebaran di Semarang. (das/ant)</p>