Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, tercatat sebanyak 5.664 buah rumah di kabupaten setempat saat ini terendam banjir. <p style="text-align: justify;">Kepala BPBD setempat, H Faturakhman di Amuntai, ibu kota Hulu Sungai Utara (HSU), Jum’at, mengatakan banjir yang terjadi saat ini merupakan terbesar dan terparah sepanjang 20 tahun terakhir.<br /><br />"Terbesar dan terparah karena banjir telah merendam lebih dari 5.000 buah rumah warga serta terlama karena telah berlangsung hampir satu minggu dan hingga kini air masih belum surut," katanya.<br /><br />Tercatat, ruas jalan di enam kecamatan dari sepuluh kecamatan yang ada di HSU semuanya terendam banjir.<br /><br />Empat kecamatan lainnya, ujarnya, saat ini debit air sudah mulai naik namun ketinggian air masih belum sampai merendam ruas jalan.<br /><br />"Empat kecamatan tersebut, masing-masing Kecamatan Sei Tabukan, Danau Panggang, Babirik dan Paminggir, letaknya lebih ke hilir sehingga biasanya banjir datang belakangan setelah air kawasan di bagian hulu surut," ujarnya.<br /><br />Dari pemantauan yang dilakukan oleh BPBD, kedalaman air yang merendam ruas-ruas jalan di HSU mencapai 30 cm hingga 50 cm.<br /><br />Untuk kawasan perkotaan sendiri, selain menggenangi seluruh ruas jalan, air juga sudah mulai memasuki Kantor Pemkab dan gedung DPRD setempat.<br /><br />Ia menambahkan, BPBD telah membangun Posko Penanggulangan Bencana Banjir untuk membantu warga yang sedang terkena bencana.<br /><br />"Selain untuk keperluan penyaluran bantuan, posko tersebut juga berfungsi sebagai pusat informasi bagi warga yang ingin mengetahui kondisi banjir," tambahnya.<br /><br />Banjir yang terjadi di HSU berasal dari luapan air sungai setempat yang merupakan pertemuan dua arus sungai yaitu sungai Balangan dan Tabalong. <strong>(phs/Ant)</strong></p>