Sejak 26 Mei 2017 Dinas pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Melawi mempersilakn kepala Sekolah dasar (SD) Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk menarik dana bos triwulan II tahun 2017. Sebanyak 50 persen dari dana yang trsedia direkning sebesar 40 persen harus dibelikn buku, atau 20 persen dari keseluruhan dana BOS tahun 2017 harus dibelanjakan untuk membeli buku pelajaran kurikulum 2013 atau KTSP. <p style="text-align: justify;"><br />“Pembelian buku tersebut harus dibelikn sebelum tahun pelajaran baru 2017-2018 dimulai yakni pada 17 Juli 2017. Serta setiap siswa dan guru dari kelas 1- 9 harus mendapatkn semua buku pelajarn dan pegangan bagi guru guru secara gratis,” jelas Kepala Disdikbud Melawi, Joko Wahyono, Senin (5/6).<br /><br />Lebih lanjut Ia mengatakan, dengan digratiskan buku bagi para siswa tersebut, maka orangtua dan siswa tidak dibebankan untuk membeli buku. Pembelian buku menggunakan online harus dibayar oleh pihgak sekolah dengan transfer ke rekning bank. <br /><br />“Ini sesuai dengan permendikbud No.7 tahun 2017 tentang penggunaan dana bos 2017, dan pembelian dilakukn secara online oleh sekolah tanpa perantara kpada pnyedia yang telah ditunjuk oleh LKPP,” ungkapnya. <br /><br />Joko mengatakan, Disdikbud Melawi telah melakukn sosialisasi dan workshop untuk para kepala sekolh dan bendahara sekolah serta membuat edaran ke sekolah-sekolah berkaitan dengan penggunaan dana BOS serta pembelian buku tersebut. <br /><br />“Jadi tidak ada alasan untuk sekolah tidak tau atau tidak paham. Diharapkn semua pihak untuk ikut mengawal memonitar dan mengawasi pelaksanaan pembelian buku ini. tidak terkecuali termasuk aparat penegak hukum. Jika ada kpla sekolah sd smp baik negeri dan swasta yg tdk mematuhi maka akan diambil tindakn tegas,” paparnya. <br /><br />Karena dana bos bersumber dari APBN yang berasal dari uang rakyat. Maka sepatutnyalah dana itu dibelanjakan sesuai peruntuknnya dan hak anak-anak mempeeroleh buku secara gratis juga bisa terpenuhi dengan baik. <br /><br />“Dengan begitu, anak-anak kita dapat belajar dengan smangat demikian juga guru-guru dapat mndidik dengan penuh dedikasi shingga proses belajar mengajar dpt berlangsung scara efektip dan efisien serta masyarakat tidak terbebani,” pungkasnya. (KN)</p>