Sedikitnya 51 desa dari 103 desa dan kelurahan yang tersebar di enam kecamatan Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, masih tergolong kawasan tertinggal. <p style="text-align: justify;">"Ini menunjukkan sekitar 50 persen desa di daerah ini masih perlu mendapat penanganan dengan program pemerintah," kata Bupati Barito Utara (Barut), Achmad Yuliansyah di Muara Teweh, Kamis.<br /><br />Menurut Yuliansyah, guna meningkatkan dan mengembangkan sejumlah desa tertinggal maupun warga miskin yang sebagian besar berada di pedalaman itu pemerintah menggalakkan sejumlah program pembangunan.<br /><br />Program itu, kata dia, diantaranya program pembangunan kampung atau mamagun tuntang mahaga lewu (PM2L), program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan (PNPM-MP), program beras untuk warga miskin (raskin), bantuan operasional sekolah (BOS) dan banyak lagi program yang telah menjadikan kekuatan pembangunan desa.<br /><br />"Saat ini mulai terlihat hasilnya mampu menurunkan jumlah masyarakat kita yang masih hidup di bawah garis kemiskinan," katanya.<br /><br />Yuliansyah mengatakan, dalam program pengentasan desa tertinggal ini, Pemerintah Provinsi Kalteng bersama pemerintah kabupaten sejak tahun 2008 lalu telah meluncurkan PM2L.<br /><br />Hingga tahun 2010, katanya, jumlah desa di kabupaten pedalaman Sungai Barito ini telah menerima program membangun kampung itu sekitar sembilan desa sedangkan untuk tahun 2011 akan dilaksanakan pada 15 desa.<br /><br />Meski upaya meningkatkan kondisi desa tertinggal menjadi desa maju sangat berat dengan 15 variabel yang menjadi acuan, diantaranya fasilitas pendidikan dan kesehatan, jalan desa, sarana komunikasi, kepadatan penduduk, sumber air minum yang digunakan oleh penduduk dan lain-lain.<br /><br />"Saya mengharapkan dalam melaksanakan berbagai program pembangunan mendapat perhatian yang serius dari kita semua. Sehingga benar benar dapat memberikan arti penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Yuliansyah.<strong> (das/ant)</strong></p>