Sebuah tongkang milik pertamina dengan nomor lambung DL.83 (Delima 83), yang membawa BBM jenis solar untuk Depot Pertamina Sintang sebanyak 600 KL (600.000 liter), sekitar pukul 04.00 wib, kandas di Sungai Kapuas di desa Sungai Putih Kecamatan Sintang. <p style="text-align: justify;">Akibatnya, solar yang akan dibawa ke Depot Sintang terpaksa harus di langsir menggunakan tongkang sebanyak 100 hingga 200 Liter.<br /><br />Menurut Wakil Kepala Depot Pertamina Sintang Hadi Priyono, BBM yang ada di tongkang tersebut terpaksa harus di kurangi antara 100 hingga 200 liter.<br /><br />“Kita terpaksa mengurangi atau melangsir minyak antara 100 sampai 200 liter agar kapal diharapkan dapat bergerak ke Depot Sintang. Selain itu kita tetap menjaga agar pendistribusian BBM tetap berjalan lancar,” kata Hadi pada kalimantan-news.com dilokasi kapal di Sungai Putih, Senin (26/09/2011).<br /><br />Ditambahkan, level tinggi badan kapal yang masuk ke air normalnya adalah 220 cm sehingga kapal bisa sampai tujuan.<br /><br />“Akan tetapi saat kita lalui, ternyata levelnya hanya 180 cm, akibatnya tongkang kita tak bisa melanjutkan perjalanan. Dari pengamatan kita debit air tiap harinya mengalami penurunan sekitar 30 cm,” ungkapnya.<br /><br />Peristiwa tongkang kandas ini, lanjut Hadi juga pernah terjadi sekitar tahun 2005 lalu. Saat itu disekitar perairan di sungai putih masih marak-maraknya penambangan emas, sehingga terjadi pendangkalan sungai.<br /><br />Jika kondisi ini terus berlangsung, dipastikan penyaluran BBM terpaksa akan dilakukan melalui jalur darat yang praktis akan memakan waktu lama karena harus dibongkar di Sanggau. Dengan menggunakan jalur darat dari Pontianak diakui juga menambah ongkos atau cost pengiriman serta kemungkinan akan terjadi kerawanan BBM. <br /><br />“Jelas akan costnya akan bertambah. Padahal dalam kondisi normal sebulannya kita mengeluarkan cost sekitar Rp 200 juta untuk pengiriman ke SPBU-SPBU di Melawi, Sintang dan Sekadau dari Sanggau,” ungkapnya.<br /><br />Dirinya mengakui untuk angkutan musim kemarau saat ini, diperkirakan cost pengiriman mengalami kenaikan hingga 140 % atau mencapai sekitar Rp 1 Miliar lebih. Tongkang yang kandas tersebut, berangkat dari Pontianak Jumat (23/09/2011) sekitar pukul 06.00 wib.<strong> (*)</strong></p>