Sekitar 7.000 bayi di Jawa Barat setiap tahunnya lahir mini atau berberat badan kurang dari 2,5 kilogram. <p style="text-align: justify;">Sekitar 7.000 bayi di Jawa Barat setiap tahunnya lahir mini atau berberat badan kurang dari 2,5 kilogram.<br /><br />"Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kilogram menjadi salah satu perhatian sektor kesehatan di Jabar, jumlahnya mencapai 7.000 bayi dari total kelahiran bayi di Jabar," kata Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan di Bandung, Minggu.<br /><br />Menurut Gubernur, sekitar 11,5 persen bayi lahir di Jawa Barat mengalami masalah dengan berat badannya yang di bawah 2,5 kilogram. Sementara itu kelahiran bayi di Jawa Barat per tahunnya sekitar 800 ribuan bayi.<br /><br />Bayi dengan berat badan kurang dari 2,5 kilogram itu sangat rawan terkena gizi buruk. Untuk itu pihaknya menginstruksikan kepada stakeholder kesehatan di daerah untuk melakukan penyisiran kasus kelahiran bayi di bawah berat normal.<br /><br />"Bidan desa dan Puskesmas diharapkan memiliki data bayi lahir dan perkembangan mereka," kata Heryawan.<br /><br />Salah satu upaya meningkatkan kesehatan bayi antara lain meningkatkan kesadaran keluarga untuk memberikan asupan makanan yang sehat. Selain itu juga menumbuhkan budaya hidup sehat dan bersih di keluarga.<br /><br />Lebih lanjut Heryawan menyebutkan, penekanan sektor kesehatan di Jawa Barat direalisasikan dengan meningkatkan anggaran kesehatan dari Rp329,24 miliar pada 2010 menjadi Rp743,75 miliar pada 2011. Alokasi anggaran kesehatan Jawa Barat saat ini mencapai 7,56 persen dari total APBD Jabar.<br /><br />"Tahun 2012 ditargetkan anggaran kesehatan naik menjadi 10 persen dari total APBD sesuai dengan amanat UU No. 36/2009," kata gubernur.<br /><br />Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Jabar H Alma Luchyati membenarkan program pengentasan gizi buruk di Jabar merupakan salah satu prioritas utama. Saat ini masih jumlah gizi buruk di Jabar sekitar 0,93 persen dari total bayi atau menurun dibandingkan 2009 yang sebesar 0,96 persen. (Eka/Ant)</p>