Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pontianak mendukung gerakan solidaritas seluruh wartawan di Kalimantan Barat atas aksi kekerasan terhadap jurnalis. <p style="text-align: justify;">"Masih ada cara-cara yang santun dan bermartabat untuk menegur jurnalis yang dinilai melanggar ketentuan internal di TNI AU," kata Ketua AJI Pontianak, Donatus Budiono di Pontianak, Rabu.<br /><br />Ia melanjutkan, AJI Pontianak secara resmi mengecam aksi pelaku yang melakukan tindak kekerasan terhadap jurnalis.<br /><br />Ia menambahkan, terkait hal itu, AJI Pontianak meminta sekaligus mendesak Panglima TNI memeriksa, mengadili, dan menghukum pelaku kekerasan terhadap jurnalis jika terbukti bersalah dan diadili di peradilan umum.<br /><br />Selain itu, meminta seluruh aparat keamanan untuk melindungi jurnalis dari ancaman kekerasan.<br /><br />Sebelumnya, puluhan jurnalis Kalimantan Barat yang tergabung dalam Solidaritas Pewarta Indonesia (SPI) Kalbar melakukan demo menolak kekerasan terhadap jurnalis di Pekanbaru, Riau, saat meliput jatuhnya pesawat Hawk 200 milik TNI Angkatan Udara.<br /><br />Aksi menolak kekerasan terhadap jurnalis digelar di Tugu Digulis Universitas Tanjungpura, dengan menggelar berbagai poster, seperti meminta oknum TNI-AU yang melakukan kekerasan agar diproses hukum, kata Koordinator Aksi SPI Kalbar Adi Saputro yang juga wartawan Trans TV.<br /><br />Aksi demo tersebut diwarnai dengan meletakan kartu pers dan berbagai perlengkapan peralatan meliput para awak media tersebut, sebagai ungkapan penolakan kekerasan terhadap para pencari berita tersebut.<br /><br />Dalam aksinya puluhan jurnalis yang tergabung dalam SPI Kalbar, menuntut agar TNI-AU untuk meminta maaf, dan berjanji untuk mempidana anggotanya yang telah menganiaya wartawan yang sedang melaksanakan peliputan jatuhnya pesawat Hawk 200 di Riau.<br /><br />Mengutuk dan mengecam keras tindakan oknum TNI-AU tersebut. Menolak UU Siskamnas karena UU tersebut mengekang kebebasan pers.<br /><br />"Aksi kami ini bukan untuk gagah-gagahan, tetapi mengecam kekerasan terhadap jurnalis, dan tidak menginginkan kasus kekerasan itu terulang kembali," ujar Adi. <strong>(phs/Ant)</strong></p>