Konversi minyak tanah ke gas elpiji 3 kilogram di wilayah Timur Kalimantan Barat sudah 100 persen, namun hingga saat ini pemerintah belum mencabut minyak tanah bersubsidi di Sintang. <p style="text-align: justify;">Kondisi ini jelas sangat merugikan, apalagi subsidi ini sangat membebani APBN.<br />Bupati Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kabupaten Sintang, Abdul Hadi, mengatakan, sesuai data yang ada sekitar 1.208 kiloliter lebih minyak tanah yang dipasok ke wilayah Sintang setiap bulannya hanya menguntungkan orang-orang tertentu saja.<br /><br />“Ini kan jelas melanggar undang undang, sebab pemerintah telah mensubsidi dua macam komoditas yang sejenis dalam waktu yang bersamaan,“ ujar Abdul Hadi, beberapa hari yang lalu.<br /><br />Sejak akhir tahun 2010, konversi Minyak tanah ke gas elpiji 3 kilogram ini sudah selesai, namun hingga tahun 2013 pemerintah masih menyalurkan minyak tanah bersubsidi.<br /><br />Harusnya, menurut Abdul Hadi, pemerintah segera menutup subsidi minyak tanah ke wilayah Timur Kalbar, karena hal ini jelasmenguntungkan oknum tertentu saja.<br /><br />Warga di kawasan Transito Sintang, Suhardin, mengaku sejak dua bulan terakhir sudah tidak mendapatkan jatah minyak tanah lagi, padahal hingga saat ini minyak tanah bersubsidi tersebut masih disalurkan ke Sintang.<br /><br />“Saya tidak tahu kemana minyak subsidi disalurkan, karena kami sudah tidak menerima lagi sejak dua bulan terakhir,“ aku Suhardin. <br /><br />Abdul Hadi mensinyalir minyak tanah bersubsidi ini tidak dijual lagi kepada masyarakat, namun dijual secara gelondongan kepada oknum yang membutuhkanya dengan harga lebih mahal.<strong> (ast)</strong></p>