Afen: Kekurangan Pengajar dan Sarana Pendidikan Pengaruhi Kualitas Pendidikan

oleh
oleh

54 Tahun Dunia pendidikan di Sintang masih digeluti berbagai permasalah seperti kurangnya tenaga pengajar, kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, belum tercapainya pendidikan 9 tahun dan tingginya buta Aksara. <p style="text-align: justify;">Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Marchues Afen mengatakan kekurangan tersebut mempengaruhi kualitas pendidikan di Kabupaten Sintang.<br /><br />“tentu ini sangat berpengaruh, Kita sudah survei di sekolah yang guru dan fasilitas yang cukup, kualifikasi guru yang cukup, dan kualitas guru yang tinggi, itu anak didiknya berprestasi,”ungkap Afen usai acara puncak peringatan hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Kabupaten Sintang, Senin (02/04/2016).<br /><br />Selain persoalan tersebut, lanjut Afen,  Dunia pendidikan di Sintang saat ini  juga diperparah dengan adanya oknum guru yang kerap meninggalkan tugas tanpa ijin, terutama guru yang bertugas di luar kota.<br /><br />“guru yang seperti itu akan ditindak tegas,  tidak akan mendapatkan tunjangan profesi,”tegasnya.<br /><br />Untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut pihaknya akan mengoptimalkan absensi tenaga pengajar di sekolah,“Perihal pelanggaran yang dilakukan oknum guru,  saat ini ada beberapa guru yang sedang diajukan untuk mendapatkan hukuman diberhentikan,”bebernya.<br /><br />Afen berharap dibawah kepemimpinan Jarot-Askiman,  dunia pendidikan di Sintang kedepan semakin maju, dan memiliki Trik dan strategi jitu dalam mengatasi permasalah di dunia pendidikan.<br /><br />“54 tahun dunia pendidikan di Sintang, ada prestasi yang kita raih dan tidak sedikit pula kekurangan yang kita jumpai,  kedepan kita harapakan dunia pendidikan di Sintang lebih baik,”pungkasnya.<br /><br />Wakil Bupati Sintang, Askiman mengatakan dunia pendidikan mempunyai peran penting dalam membentuk karakteristik anak didik. Askiman berharap Dunia Pendidikan di Sintang semakin baik kedepan sesuai dengan motonya.<br /><br />“ sesuai motonya, bisa menyalakan pelita hati mereka sehingga dapat menerangi semua siswa dengan sebaiknya sesuai visi dan misi  kita membangun kecerdasan masyarakat Sintang,”Kata Askiman.<br /><br />Perihal  masih banyak kekurangan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan, Askiman meminta dinas Pendidikan melakukan survey supaya didapati acuan untuk menentukan prioritas dalam melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan.<br /><br />“kita juga meminta, tenaga guru kontrak yang diterima supaya diprioritaskan ke daerah terpencil dan disetarakan dengan guru ASN dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, kecuali hak mereka yang berbeda dengan ASN, karena mengacu pada aturan,”pintanya.<br /><br />Askiman mengatakan menata pendidikan tidak semudah membalik telapak tangan, terlebih saat ini dinas pendiikan tidak hanya menangani pendikan formal, tetapi juga mengakomodir  pendidikan dan pelatihan informal. Pendidikan informal ini penting terutama dalam penyediaan tenaga kerja dan untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang baru.<br /><br />“ini juga menjadi salah satu program kita, jadi selain konsen di Pendidikan kita juga kosen pada pengembangan ekonomi masyarakat yang berbasis ketenaga kerjaan dan kearifan lokal,”pungkasnya.(Tim/KN)</p>