Agribisnis Ternak Itik Wakili Kalsel Ke Nasional

×

Agribisnis Ternak Itik Wakili Kalsel Ke Nasional

Sebarkan artikel ini

Agribisnis ternak itik Alabio (Anas Plathycus Borneo) di Kabupaten Hulu Sungai Utara mewakili Provinsi Kalimantan Selatan pada lomba ternak tingkat nasional. <p style="text-align: justify;">Bupati Hulu Sungai Utara Abdul Wahid, Selasa, berharap kelompok agribisnis ternak itik "Pancar Tujuh" mampu meraih juara di tingkat nasional, karena tahun sebelumnya sudah masuk lima besar nasional.<br /><br />Wahid memaparkan, Hulu Sungai Utara yang memiliki luas wilayahnya sekitar 89 persen didominasi lahan rawa sangat potensial untuk pengembangan bidang pertanian secara umum, termasuk ternak itik alabio yang sudah sangat terkenal ditingkat nasional.<br /><br />"Dengan beternak hanya 100 itik Alabio sudah mampu menghidupi satu keluarga" katanya Sehingga aktivitas beternak itik Alabio ini lanjut Wahid, sebenarnya sudah hampir merata di seluruh wilayah kecamatan yang di Kabupaten Hulu Sungai Utara.<br /><br />Hanya saja dalam pengembangan agribisnis ternak itik dan pemasarannya dipusatkan di Kecamatan Sungai Pandan dan Sungai Tabukan.<br /><br />Populasi itik alabio di Hulu Sungai Utara mencapai 1,3 juta ekor dengan tingkat produksi telor mencapai 7,7 juta kilogram dan tingkat produksi daging itik mencapai 303 ribu kilogram.<br /><br />Potensi sumber daya manusia yang mampu untuk melakukan pembudidayaan ternak itik juga cukup besar, yakni, 221 kelompok tani dengan jumlah anggota sebanyak 33.462 orang.<br /><br />"Melihat potensi itu maka ternak itik merupakan potensi yang penting dalam rangka ketahanan pangan dan agribisnis peternakan di Hulu Sungai Utara," tandas Wahid.<br /><br />Pada 2011 itik alabio telah menjadi ternak unggulan daerah dan plasma nutfah Kalimantan Selatan yang mendapatkan sertifikasi dari pemerintah pusat melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI.<br /><br />Untuk mendukung pengembangan usaha peternakan di Kabupaten HSU ini telah dialokasikan anggaran pada 2012 ini sebesar Rp3,57 miliar lebih yang berasal dari dana tugas pembantuan APBN dan APBD I sebesar Rp1,96 miliar lebih dan APBD sebesar Rp1,6 miliar lebih.<br /><br />Alokasi dana tersebut, ungkapnya masih ditambah dari dana Kredit Ketahanan Pangan dan Energi Peternakan (KKP-EP) dan kredit kemitraan dari pihak perbankan hingga September 2012 mencapai Rp2,5 miliar.<br /><br />Sebagai wakil Propinsi Kalsel pada lomba agribisnia ternak itik tingkat nasional kelompok "Pancar Tujuh" Desa Sungai Tabukan semakin berkembang.<br /><br />"Selain karena ada pembinaan dan bantuan pemerintah daerah maka produksi ternak kami semakin berkembang karena pemasaran yang cukup baik dalam 3 tahun terakhir ini," jelas Ketua Kelompok ternak itik Pancar Tujuh Ahmad.<br /><br />Ia memaparkan hingga kini populasi ternak itik yang dimiliki kelompoknya mencapai 15 ribu ekor dengan produksi telor sekitar 27 ribu butir perminggu dan pemasaran anak itik 640 ekor perbulan, itik dara siap produksi 2.400 ekor per enam bulan dan penjualan telur asin sebanyak seribu butir perminggu.<br /><br />Untuk harga penjualan cukup menguntungan peternak, yakni untuk telor konsumsi seharga Rp1.500 perbutir, telur tetas Rp2000 per butir, anak itik alabio betia dijual Rp7.000 per ekor, sedang anak itik yang jantan Rp3.500 per ekor.<br /><br />Selanjutnya kata Ahmad untuk harga jual itik alabio yang siap produksi seharga Rp70 ribu per ekor dan penjualan telor asin Rp2.000 per butir.<br /><br />Kemajuan kelompok ternak ini juga ditunjang oleh fasilitas bantuan pemerintah melalui Dinas Peternakan setermpat berupa dua mesin tetas, empat buah mesin penghalus rumbia, 1 buah mesin penghancur kalambuai (keong) dan 10 buah hand sprayer.<br /><br />Lebih lanjut Ahmad menjelaskan, untuk meningkatkan efisiensi dan ekonomis dalam pengembangan agribisnis itik alabio pada kelompok Pancar Tujuh ini telah dilaksanakan kegiatan pelayanan terhadap anggotanya berupa pengadaan pangan, obat-obatan, pemasaran hingga memfasilitasi permodalan.<br /><br />"Selain itu kami rutin melaksanakan pertemuan, pelatihan dan sekolah lapang untuk meningkatkan pengetahuan peternak," pungkasnya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *