Akademisi Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, Dr Asep Solikin mengimbau kepada seluruh mahasiswa untuk mewaspadai gerakan masif jaringan Negara Islam Irak Suriah (ISIS). <p style="text-align: justify;">"Masyarakat khususnya mahasiswa harus mewaspadai pergerakan dan serangan ISIS yang dilakukan melalui dengan dunia maya," kata Asep di Palangka Raya, Senin.<br /><br />Pria kelahiran Indramayu, Jawa Barat ini mengatakan serangan ISIS melalui dunia maya ini berbentuk ajakan atau perintah melakukan sesuatu dari sebuah kelompok yang ada situs sosial.<br /><br />Menurutnya, target utamanya adalah masyarakat pengguna media sosial seperti "Facebook" dan "Twitter" karena sebagian besar pengguna media sosial di Indonesia merupakan generasi muda yakni mahasiswa dan siswa.<br /><br />Generasi muda inilah yang menjadi target karena memiliki sifat ingin tahun dan selalu mencoba sesuatu yang baru. Untuk itu, dia berpesan kepada mahasiswa untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial, terutama mengantisipasi adanya ajakan untuk melakukan hal yang bersifat negatif dan merugikan.<br /><br />Ia mengatakan ISIS bukan merupakan paham agama, melainkan organisasi radikal separatis yang menghendaki sebuah negara dan akan melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuannya.<br /><br />Menurutnya, paham ISIS bukanlah ideologi yang berbahaya, tetapi kekuatan militernya yang jauh lebih menakutkan.<br /><br />"Ada yang lebih berbahaya dari ideologi ISIS. Domain ISIS bukan ideologi tetapi lebih pada kekuatan militer. Mereka ideologinya lemah tetapi pergerakan militernya kuat terlebih didukung dengan pendanaan yang cukup besar," katanya.<br /><br />Sebelumnya, terkait keberadaan organisasi radikal tersebut di wilayah Kalimantan Tengah, Kepolisian Daerah setempat, melalui Direktur Intelkam, Kombespol Kharles Simanjuntak mengatakan tidak ada indikasi masuknya ISIS di wilayah berjuluk "Bumi Tambun Bungai" itu.<br /><br />"Sampai saat ini belum ada informasi. Kami belum menemukan adanya jaringan ISIS di Kalteng. Jadi apa yang kita lakukan selama ini batu upaya antisipasi," katanya. (das/ant)</p>