Akim: Sekolah Itu Harus Menyenangkan

oleh
oleh

Ki Hadjar Dewantara menyebut tempat belajar sebagai taman. Istilah itu meneguhkan tekad bahwa pendidikan memang harus menjadi sebuah proses pembelajaran menyenangkan walau penuh tantangan. <p style="text-align: justify;">Pendidikan tidak boleh terasa   sebagai penderitaan. Demikian disampaikan Penjabat Bupati Sintang Dr. Drs. Alexius Akim, MM saat menjadi pembina upacara peringatan Hari Guru Nasional dan PGRI ke 70 Tahun 2015 membacakan Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Anies Baswedan di GOR Apang Semangai pada Rabu, 25 Nopember 2015. <br /><br />“Sekolah harus terasa menyenangkan. Sekolah  menyenangkan  adalah sekolah  di  mana  semua  ikut  terlibat,  baik guru,  siswa maupun  orangtua  ikut  mendukung  pembelajaran  bersama  dan  menjadi  teladan  bagi komunitasnya.  Sekolah  menyenangkan  adalah  sekolah  yang  memberikan  pembelajaran bermakna, bermanfaat dan relevan dengan kehidupan siswa serta kebutuhan masyarakat. Sekolah menyenangkan bukanlah sekolah tanpa tantangan, melainkan justru sekolah yang memberikan  ragam  pilihan  dan  tingkatan  tantangan  kepada  guru  dan  siswa  yang  juga beragam” tambah Alexius Akim. <br /><br />Alexius Akim menambahkan sekolah menyenangkan hanya bisa terjadi bila guru pun terus belajar, serta terus berkarya. Karya-karya Ibu dan Bapak Gurulah yang akan terus mengembangkan senyum anak-anak kita. Karya-karya Ibu dan Bapak Guru yang membuat lonceng masuk sekolah layaknya pertanda dimulainya sebuah petualangan menyenangkan di sekolah.<br /><br />Untuk  mengimbangi  keteguhan  guru  dalam  berkarya,  pemerintah  juga  berikhtiar  akan terus  memberikan  ruang  bagi  guru  untuk  terus  berkarya,  untuk  mengembangkan  diri.  Mari kita terus mengembangkan diri secara mandiri maupun secara bersama-sama. Pemerintah  menyadari bahwa  masih  ada  berbagai  pekerjaan  rumah  terkait  Guru  yang harus kami tuntaskan.<br /><br />Di saat yang  sama  mari  kita  sama -sama  memastikan  bahwa  semua  ikhtiar  kita benar-benar dipusatkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, menumbuhkan semua potensi anak-anak kita hingga mereka bukan sekadar bisa meraih, tapi bisa melampaui cita-citanya.<br /><br />Dalam  kesempatan peringatan  Hari  Guru ini  saya  ingin  mengajak Ibu dan Bapak  Guru untuk  sama sama  menunjukkan  pada  bangsa  tercinta  ini  bahwa  guru  Indonesia adalah guru  pembelajar.  Guru  yang  selalu  hadir  sebagai  pendidik  dan  pemimpin  bagi anak didiknya. Guru yang hadir mengirimkan pesan harapan. Guru yang makin menjadi contoh tentang ketangguhan, optimisme dan keceriaan.<br /><br />Mari kita teguhkan ikhtiar Ibu dan Bapak Guru, ikhtiar kita bersama untuk terus belajar dan  mengembangkan  diri.  Kita  terus  belajar  dan  mengembangkan  diri  bukanlah  untuk pemerintah,  bukanlah  untuk  kepala  sekolah,  dan  bukanlah  untuk  kantor  dinas, tapi memang sejatinya setiap pendidik adalah pembelajar.<br /><br />Mari sama-sama kita kirimkan pesan kepada seluruh komponen bangsa ini, bahwa guru mulia  karena  karya!  Hanya  dari  guru  yang terus  belajar  dan  berkarya akan  muncul generasi pembelajar sepanjang hayat yang terus menerus berkontribusi pada masyarakat dan lingkungannya.<br /><br />Pada  setiap  kata  yang  kami  tuliskan,  ada  pahala  guru.  Pada  setiap  karya  yang  kami lakukan, ada sidik jari jasa guru. Apresiasi kami bagi seluruh Guru, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan, atas   semua   inspirasi   dan   karya   yang   dipancarkan   di   ruang-ruang pembelajaran. Dengan rendah hati atas nama pemerintah, saya ingin kembali sampaikan rasa hormat dan terima kasih sedalamnya. (Hms)</p>