Upaya mewujudkan kualitas pendidik yang mumpuni Dinas Pendidikan (Disdik) Bontang menggelar pelatihan bagi pimpinan dan guru lembaga pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK) yang diikuti 30 peserta. <p style="text-align: justify;">"Untuk tahun pertama digelar pelatihan bagi personel sekolah yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) se Kota Bontang," kata Kabid Pendidikan Non-Formal dan Informal, Suparji, di Bontang, Selasa.<br /><br />Pelatihan akan berlangsung tiga hari, dengan menggandeng Kualita Pendidikan Indonesia (KPI) asal Surabaya dengan instruktur Novi W Winastuti, Machmudi, Hamidah.<br /><br />Penyampaian materi diselingi dinamika kelompok dengan penggunaan istilah-istilah yang banyak dikenal dalam penyelenggaraan pendidikan anak berkebutuhan khusus, seperti autis, hiperaktif.<br /><br />Materi pelatihan mencapai 13 materi pelajaran, dengan jumlah jam kerja 1080 menit atau 24 jam pelajaran, dengan satu jam pelajaran 45 menit.<br /><br />ABK mencapai 14 jenis, diantaranya autisme (asperger), indigo, retardasi mental, RTDR, cerebal palsy, ADHD, Down Sindrom.<br /><br />Tips mendidik anak autis, dengan mendidik penuh kejujuran, karena mereka memiliki kelebihan daya ingatan berlebihan, polos dan tidak bisa bohong.<br /><br />Jumlah anak berkebutuhan khusus di Bontang relatif banyak namun rata-rata orang tua malu dan cenderung menyembunyikan ABK dengan menyekolahkan di sekolah reguler.<br /><br />Suparji menyarankan agar ABK di sekolahkan di sekolah ABK agar anak mendapat terapi dulu, setelah normal baru dimasukkan sekolah reguler yang spesifik memiliki kegiatan belajar mengajar (KBM) kelas inklusi.<br /><br />"Data sementara ABK dalam sebuah seminar yang digelar RS Pupuk Kaltim saat ini tercatat 70 anak berkebutuhan khusus atau autis. Itu tentunya data ABK yang melakukan terapi di sana," terang Suparji.<br /><br />Bontang saat ini memiliki beberapa sekolah berkebutuhan khusus seperti Borneo Center, YPPI, TK Al Amin, TK Negeri dan PAUD. <strong>(das/ant)</strong></p>