Anggaran HLSW Hanya Cukup Sampai Agustus

oleh
oleh

Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) terancam hanya mampu menggaji para jagawana sampai bulan Agustus, karena anggaran dari APBD yang semula Rp3,5 miliar, dijatahkan hanya Rp2 miliar untuk tahun 2013 ini. <p style="text-align: justify;">Biaya kami memang sebagian besar untuk pengamanan hutan, yaitu biaya operasional dan gaji para jagawana atau para penjaga hutan tersebut. Seluruhnya ada 30 orang dengan gaji berkisar mulai Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per bulan, jelas Purwanto, Kepala Badan Pengelola HLSW di Balikpapan, Senin (6/5).<br /><br />Sebab itu, menurut Purwanto, pihaknya sangat berharap DPRD Kota Balikpapan, terutama Badan Anggaran, memberi tambahan pada APBD Perubahan yang disahkan Oktober nanti. "Jangan sampai hal-hal seperti ini menurunkan semangat para penjaga hutan kita," tambah Purwanto.<br /><br />Di sisi lain, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Balikpapan Fachruddin mengaku tidak mengetahui mengapa anggaran untuk HLSW dikurangi hingga Rp1,5 miliar tersebut.<br /><br />Bahkan sebelumnya DPRD Balikpapan meniadakan anggaran sebesar Rp1,1 miliar untuk Kawasan Wisata dan Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH) yang juga menjadi ‘enclosure’ atau tempat pemeliharaan beruang madu (Helarctos malayanus), satwa yang menjadi maskot Kota Balikpapan.<br /><br />Juga tidak pernah ada penjelasan resmi kenapa anggaran untuk KWPLH dihapus. Karena itu, sampai Maret lalu, KWPLH berjalan dengan sisa anggaran tahun lalu dan penghematan besar-besaran, katanya.<br /><br />Setelah masyarakat Balikpapan dan dunia internasional meributkan ini, DPRD setuju untuk menganggarkan kembali dana untuk KWPLH di APBD Perubahan 2013 mendatang. Malah dari semula Rp1,1 miliar, ditambah lagi Rp500 juta sehingga sekarang total anggaran KWPLH mencapai Rp1,6 miliar.<br /><br />"Anggaran untuk KWPLH itu juga yang mungkin untuk sementara bisa kami gunakan untuk mengatasi persoalan di Sungai Wain sambil penunggu pengesahan anggaran Oktober," katanya.<br /><br />HLSW dan KWPLH memang berada di bawah Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan. Keduanya juga berkantor bersama di kawasan yang dulu disebut Agrowisata di Km 23 Jalan Soekarno-Hatta.<br /><br />Jalan masuk utama untuk berkunjung ke HLSW ada di Km 15 Jalan Soekarno-Hatta. Di kawasan seluas 10 hektare itu, pengunjung akan melihat kawasan hutan primer yang masih asli dan tidak banyak tersentuh tangan manusia.<br /><br />"HLSW itu hutan hujan dataran rendah yang sangat kaya flora dan fauna," kata Purwanto.<br /><br />Flora atau tumbuhan yang ada antara lain jenis-jenis Dipterocarpacea seperti meranti (Shorea sp), sampai tumbuhan yang tumbuh di lantai hutan seperti kantong semar (Nephentes) dan lumut-lumutan.<br /><br />Fauna yang terkenal adalah beruang madu, dan orangutan (Pongo pygmaeus morio. HLSW pernah menjadi tempat pelepasliaran orangutan yang sebelumnya dirawat di Samboja Lestari oleh Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF). <strong>(das/ant)</strong></p>