Anggota Dewan Sesalkan Penyataan Pemerintah IPM Naik

oleh
oleh

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pontianak menyesalkan pernyataan Pemerintah Kota tersebut yang menyatakan indikator pada indeks pembangunan manusia (IPM) mengalami kenaikan. <p style="text-align: justify;">"Kami tidak menginginkan Wali Kota Pontianak (Sutarmidji) hanya pandai mengklaim semua indikator tersebut naik tetapi tidak sesuai kenyataan," kata Sekretaris Fraksi PAN DPRD Kota Pontianak Uray Samiazi, di Pontianak, Kamis.<br /><br />Ia menjelaskan, seharusnya sebagai Wali Kota Pontianak tidak membuat pernyataan di media massa hanya berdasarkan perkiraan tetapi harus punya dasar seperti data yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik setempat.<br /><br />Dia mengatakan, dari data BPS Kota Pontianak jumlah pengangguran di kota itu cenderung mengalami kenaikan, seperti tahun 2008 sebanyak 23.602 orang, 2009 sebanyak 22.437 orang dan tahun 2010 sebanyak 20.316 orang dan penduduk yang bekerja sebanyak 240.576 orang.<br /><br />"Malah jumlah pengangguran di Kota Pontianak tertinggi, kemudian disusul Kabupaten Kubu Raya 14.713 orang, dan urut ketiga Sambas 11.736 orang," kata Samiazi.<br /><br />Sementara persentase pengangguran di 14 kabupaten/kota, Kota Pontianak masuk urutan tiga yakni sebesar 7,78 persen, urut satu Kota Singkawang 8,05 persen dan disusul Kabupaten Pontianak 7,80 persen atau jauh berada di atas angka pengangguran Provinsi Kalimantan Barat sebesar 4,62 persen.<br /><br />Untuk jumlah penduduk miskin Kota Pontianak malah berada di urutan enam dari 14 kabupaten/kota yakni sebanyak 36.600 orang atau di bawah Kabupaten Ketapang, Landak, Sambas, Sintang dan Kabupaten Kubu Raya, kata Sekretaris PAN DPRD Kota Pontianak.<br /><br />"Artinya Kota Pontianak sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, bisnis dan pemerintahan saja angkanya lebih buruk dari kabupaten/kota lainnya di hulu Kalbar," kata Uray.<br /><br />Sebelumnya, Wali Kota Pontianak Sutarmidji mengaku daya beli masyarakat kota itu sudah lebih baik atau mencapai Rp1 juta/bulan/kapita.<br /><br />Selain itu menurut dia, angka kemiskinan juga lebih baik dibanding nasional, yakni di Kota Pontianak sebesar 6,38 persen sementara tingkat nasional sebesar 13,68 persen.<br /><br />Padahal Kota Pontianak tidak memiliki sumber daya alam dan hanya mengandalkan sektor jasa dan perdagangan. "Alhamdulillah pendapatan asli daerah juga meningkat dari Rp50 miliar menjadi Rp100 miliar atau meningkat 100 persen," katanya.<br /><br />Wali Kota Pontianak menargetkan PAD Pemkot itu meningkat hingga tiga kali lipat di masa pemerintahannya yakni sebesar Rp300 miliar. <strong>(phs/Ant)</strong></p>