Angka kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah selama tahun 2010 tercatat 68 kasus atau mengalami penurunan dibanding sebelumnya mencapai 79 kasus. <p style="text-align: justify;"><br />"Sebagian besar pelanggaran terjadi tahun ini pengendara sepeda motor tidak menggunakan kelengkapan sesuai aturan yang berlaku," kata Kapolres Barito Utara, AKBP Yan Frits Kaiway di Muara Teweh, Minggu. <br /><br />Menurut Kapolres Barito Utara AKBP Kaiway, angka kecelakaan tersebut dengan korban jiwa sebanyak 17 orang, menderita luka berat 48 orang dan luka ringan 29 orang dengan kerugian materil senilai Rp373,7 juta. <br /><br />Selama tahun 2010, kata dia, perkara kecelakaan lalu lintas di kabupaten pedalaman Sungai Barito ini berhasil diselesaikan mencapai 69 kasus atau 101 persen yang sebagian berasal dari perkara sebelumnya. <br /><br />"Selain faktor manusia (human error) penyebab kecelakaan di daerah ini juga diantaranya akibat kondisi jalan yang rusak, sempit dan tikungan tajam," katanya didampingi Kasat Lantas, AKP Edy Setyanto. <br /><br />Kaiway menjelaskan, selain angka tingkat kecelakaan menurun, jumlah pelanggaran lalu lintas juga berkurang hanya 814 perkara sedangkan tahun 2009 sebanyak 3.868 perkara. <br /><br />Masalah lalu lintas merupakan tanggung jawab bersama sehingga perlu peranan masyarakat bekerja sama dengan pihak kepolisian guna menekan angka kecelakaan berlalu lintas. <br /><br />"Kedepan kami terus melakukan penertiban bagi pengendara bermotor terutama yang tidak dilengkapi surat menyurat dan menekan balapan liar yang sering dilakukan anak usia sekolah," jelasnya. <br /><br />Pihaknya juga pada 2011 melakukan kerja sama dengan dinas pendidikan setempat untuk melaksanakan program pendidikan lalu lintas yang merupakan program kurikulum baru bagi sekolah. <br /><br />Disamping itu, kepolisian setempat juga mengimbau orang tua yang mempunyai anak yang belum memenuhi persyaratan untuk tidak membawa kendaraan bermotor terutama waktu sekolah. <br /><br />"Selama ini imbauan polisi masih belum maksimal dengan alasan orang tua kasian sama anaknya karena di daerah ini belum ada angkutan kota, sedangkan bis sekolah milik pemerintah daerah terbatas," kata Kaiway. <strong>(das/ant)</strong></p>