Angka Kematian Bayi Di Seruyan Cukup Tinggi

oleh
oleh

Angka kematian bayi di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah tergolong tinggi yang tercatat sejak Januari 2015 hingga kini terdapat 17 kasus kematian bayi dan satu kasus kematian ibu melahirkan. <p style="text-align: justify;">Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Seruyan Mahdiniansyah di Kuala Pembuang, Jumat mengatakan, kematian bayi dan ibu tersebut dikarenakan minimnya kunjungan ibu hamil untuk memeriksa kandungannya kepada tenaga medis di Puskesmas, rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya.<br /><br />"Minimnya kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan kandungan kepada tenaga medis menyebabkan angka kematian bayi cukup tinggi," katanya.<br /><br />Dari hasil pengecekan kasus yang terjadi lapangan, kematian bayi terjadi bukan karena bermasalah pada saat proses persalinan, tapi bayi meninggal dunia dalam kandungan ibunya. Tenaga medis yang menangani, terpaksa dilakukan pertolongan utama yakni menyelamatkan ibu hamil, katanya.<br /><br />Ia menambahkan, dari sekitar 135 persalinan yang terjadi di wilayah Seruyan pada 2015, 25 persen di antaranya dilakukan oleh dukun beranak atau nonmedis. Sebenarnya cara-cara nonmedis yang membantu proses persalinan lebih banyak mengundang risiko.<br /><br />Untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, Dinkes akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terutama ibu hamil agar rutin melakukan pemeriksaan kandungan serta menempuh proses persalinan yang benar melalui tenaga medis yang berkompeten.<br /><br />"Memang mengubah paradigma masyarakat untuk proses penanganan persalinan dengan cara non medis ini tidaklah mudah, butuh waktu dan pendekatan khusus," katanya.<br /><br />Dinkes juga akan bekerja sama dengan dukun beranak yang umumnya berada di desa-desa dengan jumlah tenaga medisnya masih sangat minim.<br /><br />"Keberadaan dukun beranak tidak mesti ditiadakan, hanya butuh strategi bagaimana agar antara tenaga kesehatan yang menangani persalinan dengan dukun beranak dapat bekerja dengan baik demi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan," katanya. (das/ant)</p>