Artefak Lambang Negara Kembali Ke Sintang

oleh
oleh

Setelah hampir tujuh bulan di pinjamkan untuk kegiatan seminar 60 tahun lambang negara RI dan pameran, artefak Burung Garuda milik Keraton Kesultanan Sintang akhirnya diserah terimakan lagi dari Museum Asia-Afrika Bandung kepada Pemda Sintang melalui Bupati Sintang Drs.Milton Crosby, M.Si yang berlangsung Pendopo Bupati Sintang, Selasa (19/07/2011). <p style="text-align: justify;">Bupati Sintang dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas telah dilaksanakannya Seminar dan juga pameran lambang negara RI beberapa waktu lalu, khususnya kepada Kementerian Luar Negeri.<br /><br />Diungkapkan Bupati, persoalan asal muasal lambang negara RI ini sempat mencuat kepermukaan. Lambang negara yang asli tersebut sebenarnya berasal dari Sintang yang dipinjam dari Keraton Kesultanan Sintang oleh Sultan Hamid II.<br /><br />“Saya akui mengenai lambang negara ini, sempat terjadi polemik terkait asal muasal dari mana lambang negara tersebut berasal. Saya menegaskan bahwa lambang negara tersebut berasal dari Sintang, yang dipinjam oleh Sultan Hamid II saat presiden Soekarno meminta supaya diadakan sayembara untuk bentuk lambang negara,” jelasnya.<br /><br />Bupati menegaskan, jika bukti peminjaman oleh Sultan Hamid II terhadap lambang negara tersebut ada catatannya.<br /><br />Dalam kesempatan tersebut Bupati juga sangat menghargai apa yang telah dilakukan oleh Museum KAA dalam merentangkan kebenaran dari sejarah khususnya mengenai asal usul lambang negara Garuda Pancasila.<br /><br />“Oleh sebab itu, kami semua masyarakat Sintang dan Kalimantan Barat pada umumnya sangat menghargai apa yang telah dilakukan oleh Museum Konferensi Asia Afrika, sehingga sejarah dapat diluruskan bahwa lambang negara yang ada saat ini cikal bakalnya dari Sintang,” ungkap Milton.<br /><br />Sementara itu, perwakilan dari Museum KAA Boedi S Poerwohadikoesoemo yang menjabat sebagai Staff Ahli pada MKAA, Ditjen IDP Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyatakan, sejak dipinjam pada bulan Desember 2010 untuk keperluan Seminar dan pameran masyarakat Bandung khususnya menjadi tahu siapa perancang lambang negara yang sebenarnya.<br /><br />“Perancang lambang negara tersebut ternyata adalah putera bangsa yang berasal dari Kalimantan Barat yakni Sultan Hamid II,” ungkapnya.<br /><br />Menurutnya, para pengunjung yang ingin menyaksikan artefak lambang negara yang dipamerkan tersebut sangat antusias, sehingga pameran yang rencananya ditutup pada saat seminar, diperpanjang hingga HUT KAA.<br /><br />“Perlu saya sampaikan, pengunjung Museum KAA sepanjang tahun 2010 mulai Januari hingga Desember mencapai 178 ribu lebih, namun saat pemeran lambang negara dibuka pada 18 desember 2010 yang diperpanjang hingga HUT KAA, jumlah pengunjungnya mencapai 99 ribu orang lebih,” jelasnya.<br /><br />Bahkan pihak Museum juga akhirnya memutuskan meminta ijin perpanjangan peminjaman artefak untuk keperluan pameran selama satu minggu pada acara Silahturahmi Nasional (Silatnas) Raja-Raja Nusantara pada 25 Juni 2011.<br /><img src="../../data/foto/imagebank/20110719041154_C495C9A.JPG" alt="" width="450" height="600" /><br />“Dari catatan kita selama pameran berlangsung, jumlah pengunjung yang menyaksikan artefak lambang negara tersebut mencapai 17 ribu orang lebih,” ungkapnya.<br /><br />Bahkan, lanjutnya pada saat seminar lambang negara di Bandung ada usulan agar seminar sejenis juga dilakukan di seluruh Indonesia melalui Dinas Pendidikan.<br /><br />“Karena lambang negara yang dipinjam oleh Sultan Hamid berasal dari Sintang, maka kami berharap Bupati Sintang dapat melaksanakan seminar tersebut. Saya yakin masih banyak masyarakat Sintang sendiri yang belum mengetahui,” usulnya<br /><br />Atas nama Kementerian Luar Negeri, Boedi menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bupati Sintang atas telah diperkenankannya peminjaman artefak Lambang Negara sehingga masyarakat luas mengetahui cikal bakal lambang negara tersebut.<br /><br /><br /><strong>Akan Selenggarakan Seminar</strong><br /><br />Atas usulan mengenai seminar lambang negara yang disampaikan staf ahli MKAA Boedi S Poerwohadikoesoemo, Bupati Sintang Drs.Milton Crosby M.Si dalam kesempatan konferensi pers di Pendopo Bupati Sintang menyatakan akan segera merealisasikan usulan tersebut dalam waktu dekat.<br /><br />“Meskipun waktunya belum ditentukan, yang jelas kita sangat mendukung usulan tersebut dan akan menyelenggarakan kegiatan seminar,” ungkap Milton.<br /><br />Seminar tersebut, lanjutnya akan di bawah leading sector dari Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata kabupaten Sintang dengan peserta adalah para kepala sekolah serta guru-guru.<br /><br />“Termasuk juga adalah Bapak Turiman, sebagai pembicara utamanya,” papar Milton.<br /><br />Kegiatan seminar tersebut, lanjut Bupati tujuannya adalah agar masyarakat luas mengetahui yang sebenarnya siapa pencipta lambang negara RI yang sebenarnya akan jelas. Selain itu akan menjadi suatu kebanggaan bagi masyarakat Kalimantan Barat umumnya, khususnya masyarakat Sintang, serta akan menjadi motivasi bagi generasi selanjutnya bahwa Sintang memiliki sejarah tersendiri dalam Negara RI.<br /><br /><br /><strong>Dikembalikan Ke Keraton.</strong><br /><br />Usai acara serah terima peminjaman artefak lambang negara, selanjutnya lambang negara tersebut dikembalikan ke keraton kesultanan Sintang.<br /><br />Acara pengembalian dilaksanakan dengan melakukan perarakan menggunakan kendaraan bak terbuka melintasi beberapa jalan dalam kota Sintang sebelum diserahkan ke Keraton.<br /><br />Sesampai di Keraton, artefak Lambang Negara ini disambut dengan upacara adat melayu Tepung Tawar yang disaksikan oleh Sultan Sintang dan Bupati Sintang beserta rombongan. <strong>(*)</strong></p>