ARTIKEL. Hari Raya Imlek

×

ARTIKEL. Hari Raya Imlek

Sebarkan artikel ini

Untuk lebih memahami mengenai Hari Raya Imlek, ada baiknya kita melihat dan mengetahui dulu mengenai kalender Tionghoa yang dijadikan dasar dalam penentuan Hari Raya Imlek <p style="text-align: justify;"><strong>Siklus Waktu Kalendar Tionghoa</strong><br /><br />Kalendar Lunar / Imlek dibuat berdasarkan siklus dari bulan, formatnya berbeda dari kalendar Gregorian yang berpatokan siklus matahari, sedangkan konsep waktu Barat diwakili dengan bintang-bintang.<br /><br />Dalam kalendar Tionghoa, awal tahun dimulai antara akhir Januari dan awal Februari, itulah mengapa perayaan tahun baru Imlek selalu berbeda setiap tahun. Metode yang populer dimana kita dapat melihat metode siklus ini adalah perekaman tahun ke dalam Dua Belas Tanda Hewan, atau shi er sheng xiao atau cap ji shio.Setiap tahun ditandai dengan kombinasi nama binatang atau shio yang dikenal dengan istilah 12 di zhi (12 cabang bumi) dan 10 thian gan (10 batang langit).</p> <p style="text-align: justify;">Kedua belas cabang bumi ialah Tikus, Kerbau, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing dan Babi. Kesepuluh batang langit ialah Yang Kayu, Yin Kayu, Yang Api, Yin Api, Yang Tanah, Yin Tanah, Yang Logam, Yin Logam, Yang Air dan Yin Air. Oleh karena itu, setiap dua belas tahun binatang atau shio yang sama akan muncul.<br /><br />Selain sebagai penentu siklus tahun, shio juga menandakan fungsi sosial yang berguna untuk mencari tahu umur seseorang. Daripada menanyakan berapa umur seseorang, seringkali orang hanya bertanya apa shio dari orang tersebut. Ini akan menaruh orang tersebut dalam siklus 12 tahun, dan dengan sedikit akal sehat, kita bisa menghitung umur orang tersebut..<br /><br /><br /><br /><strong>Legenda Shio</strong><br /><br />Terdapat beberapa versi dari asal usul dua belas shio. Yang cukup populer diantaranya adalah sebagai berikut:<br /><br />Ceritanya, suatu ketika Kaisar Langit (Tian Gong) memanggil seluruh hewan dalam sebuah sayembara untuk menentukan penanggalan. Lomba tersebut berbarengan dengan ulang tahun kaisar. Hewan yang menang dalam perlombaan akan diabadikan menjadi tanda penanggalan tahun. <br /><br />Sayembara cukup berat, karena setiap hewan harus menyeberangi sungai lebar berarus deras (seperti penilaian kemampuan dan kepatutan). Setelah berjuang melewati rintangan, maka terpilihlah secara berurutan 12 hewan yaitu : Tikus, Kerbau, Harimau, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing, dan Babi.<br /><br />Versi kedua, pada suatu perayaan, Sang Budha mengundang semua hewan untuk datang merayakannya. Sayangnya yang datang hanya 12 hewan. Hewan yang datang pertama kali adalah, Tikus, disusul Kerbau, Harimau, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing, dan Babi. Untuk menunjukkan rasa terima kasihnya, Sang Buddha memutuskan untuk menamai setiap tahun sesuai dengan nama hewan-hewan tersebut secara beruntun.<br /><br />Prinsip keharmonisan manusia dan alam yang diajarkan oleh filsuf China ribuan tahun silam pun mengilhami sistem kalender China. Ilmu pengetahuan China di masa prasejarah telah mampu melihat gejala hubungan antara kejadian di galaksi (bintang-bintang) dengan kehidupan di bumi (butterfly effect). Oleh karena itu, ditemukan 12 masa yang memiliki periode khusus yang mempengaruhi kehidupan di bumi yang dikenal sebagai shio. Berikut 12 shio yang dikenal masyarakat China (sering dijadikan ramalan) yakni:<br /><br />   1. Tikus (é¼ )        : 19 Feb1996, 7 Feb 2008<br />   2. Kerbau (牛)      : 7 Feb1997, 26 Jan 2009<br />   3. Harimau (虎)    : 28 Jan 1998, 14 Feb 2010<br />   4. Kelinci (å…”)       : 16 Feb 1999, 3 Feb 2011<br />   5. Naga (龍)         : 5 Feb 2000, 23 Jan 2012<br />   6. Ular (蛇)          : 24 Jan 2001, 10 Feb 2013<br />   7. Kuda (馬)         : 12 Feb 2002, 31 Jan 2014<br />   8. Kambing (羊)    : 1 Feb 2003, 19 Feb 2015<br />   9. Kera (猴)          : 22 Jan 2004, 8 Feb 2016<br />  10. Ayam (雞)        : 9 Feb 2005, 28 Jan 2017<br />  11. Anjing (ç‹—)       : 29 Jan 2006, 16 February 2018<br />  12. Babi (豬)          : 18 Feb 2007, 5 Feb 2019<br /><br /><strong><br />Tradisi Tahun Baru Imlek</strong><br /><br />Tahun Baru Imlek atau Sin Cia lebih dari sekedar urusan angpau. Sin Cia adalah perayaan menyambut musim semi. Tibanya musim semi dirasakan sebagai sesuatu yang membawa kegembiraan, simbol tumbuhnya sesuatu yang baru dan memberikan harapan baru dalam hidup. Itulah mengapa Sin Cia disebut juga sebagai Chun Jie / Spring Festival.<br /><br />Hari Raya Imlek merupakan momen pertemuan seluruh anggota keluarga sekali dalam setahun. Anggota keluarga akan bersilahturahmi, saling berbagi dan memberikan pengalaman selama setahun. Perayaan ini menjadi sangat berarti tatkala setiap anggota keluarga dan tetangga saling menjalin kasih, saling mengayomi, dan memulai lembaran baru (dengan pakaian baru).<br /><br />Tepat pada hari raya Imlek, semua orang berpakaian baru dan rapi. Anggota keluarga akan saling memberikan ucapan selamat dan pengharapan baru agar di tahun yang baru, semua berjalan sukses (kesehatan, keuangan, pekerjaan, relasi, bisnis).<br /><br />Perayaan Sin Cia dimulai pada hari pertama bulan kesatu (zheng yue) berdasar penanggalan tradisional Tionghoa, dan berakhir pada hari ke lima belas (lebih dikenal sebagai Lantern Festival / yuan xiao jie / Cap Go Meh).<br /><br />Merah adalah warna dominan pada perayaan Sin Cia. Merah identik dengan kebahagiaan, merah juga simbol dari kebaikan hati, kebenaran dan ketulusan hati. Selain itu bunyi karakter ‘merah’ atau ‘hung’ identik dengan karakter ‘makmur’. Itulah mengapa warna merah menjadi warna kesukaan masyarakat Tionghoa, apalagi pada masa perayaan Sin Cia.<br /><br />Selain dari itu, menurut legenda, ribuan tahun silam ada makhluk ganas yang disebut sebagai Nien / Nian. Nien selalu datang ke desa-desa setiap hari pertama diawal tahun untuk memangsa hewan peliharaan, hasil panen, bahkan penghuni desa terutama anak-anak. Untuk melindungi diri, penghuni desa menyediakan makanan di depan rumah mereka untuk Nien. Setelah menyantap makanan yang disediakan, Nien akan pergi. Suatu waktu, mereka melihat Nien ketakutan melihat anak kecil berbaju merah.<br /><br />Ada juga mitos lain yang mengatakan bahwa Nien takut mendengar bunyi-bunyian yang sangat keras. Penyebabnya adalah suatu ketika, kebun bambu yang ada di dekat desa tersebut terbakar. Bambu-bambu yang terbakar tersebut mengeluarkan suara letusan-letusan yang sangat keras seperti bunyi mercon, dan Nien menjadi ketakutan karena mendengar bunyi-bunyian tersebut. Sejak saat itulah timbul kebiasaan untuk menggunakan / menempel kertas merah di rumah setiap Sin Cia dan juga membakar petasan (berwarna merah dan juga mengeluarkan bunyi) untuk menghalau Nien.<br /><br />Terlepas apakah mitos itu benar atau tidak, yang pasti perayaan Imlek merupakan perayaan yang dilakukan oleh para petani di Cina setelah melewati musim dingin yang menusuk dan mensyukuri permulaan musim baru penuh harapan yakni musim semi yang terjadi tiap tahunnya.<br />Perayaan ini dimulai pada tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama (Cap Go Meh). Acaranya meliputi sembahyang Imlek, sembahyang kepada Thian (Tuhan), dan perayaan Cap Go Meh. Tujuan dari persembahyangan ini adalah sebagai wujud syukur dan doa harapan agar di tahun depan mendapat rezeki lebih banyak, untuk menjamu leluhur, dan sebagai sarana silaturahmi dengan kerabat dan tetangga.<br /><br /><br /><strong>Beberapa aktivitas yang dilakukan dalam menyambut dan merayakan Sin Cia</strong><br /><br /></p> <ul style="text-align: justify;"> <li>Membersihkan rumah: Sebelum tibanya tahun baru, sangat penting untuk memastikan rumah dalam kondisi bersih secara paripurna. Membersihkan rumah merupakan simbolisme pembersihan dari semua ketidak beruntungan dari tahun lalu.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Mendekor rumah: Pintu dan jendela di cat ulang (umumnya dan traditionally dengan warna merah). Selain itu pintu dan jendela di tempeli dengan kertas yang bertuliskan kata atau kalimat bermakna baik. Yang paling umum dan favorit ialah kertas dengan karakter “fu” atau “keberuntungan”. Tidak sedikit yang sengaja menempelkannya secara terbalik. Kata “terbalik” kalau diucapkan ialah “dao” yang juga berarti “tiba,” jadi maknanya menjadi “keberuntungan tiba” atau “fu dao.”</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Membeli pakaian dan sepatu baru, menggunting rambut juga dilakukan sebagai manifestasi dari membuang kesialan dan awal baru yang baik</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Makan malam reuni (nien yue fan) bersama seluruh anggota keluarga pada malam sebelum tahun baru. Ini sebagai ungkapan kebersamaan dan keutuhan keluarga dalam menyambut tahun baru. Malam sebelum Sin Cia dikenal sebagai “chuxi” yang artinya “malam pergantian tahun.”</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Melunasi utang: Kebiasaan untuk melunasi (paling tidak, mengurangi jumlah) utang sebelum Sin Cia dilandasi pada kepercayaan agar di tahun baru nanti kehidupan tidak dibebani dengan banyak utang.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Memberikan angpau: Angpau (Hokkian) atau Hongbao (Mandarin) berasal dari kata ‘Hong’ yang artinya Merah, dan ‘Bao’ yang artinya Amplop.. Jadi secara harfiah angpau berarti amplop merah.</li> </ul> <p style="text-align: justify;">Tradisi memberikan ang pau / lai see / hong bao / fung bao kepada anak-anak merupakan simbol dari “meneruskan” keberuntungan kepada generasi berikutnya.Umumnya pasangan yang sudah menikah dan orang tua memberikan kepada yang lebih muda dan belum menikah.</p> <p style="text-align: justify;">Angpau juga dikenal dengan sebutan ya sui qian yang artinya “uang untuk menghilangkan roh jahat.”Jumlah uang yang diberikan harus genap (dihitung dari digit pertama) misalnya 20, 40, 60, dan seterusnya. Untuk angpau tidak boleh angka ganjil (30, 50, 70, dan seterusnya) karena angka ganjil diberikan untuk bai pao (uang yang diberikan saat melayat kematian).<br /><br />Patut diketahui juga bahwa angpau hanya wajib diberikan oleh orang yang telah berkeluarga atau telah menikah saja. Untuk orang yang belum menikah, sama sekali dilarang memberikan angpau karena dipercaya justru akan membuat yang bersangkutan menjadi berat jodoh.<br /><br /></p> <ul style="text-align: justify;"> <li>Memasang hiasan bunga Mei. Bunga Mei / Mei Hua / Plum Blossom merupakan bunga yang mekar pada musim semi, simbol dari adanya harapan pada saat susah dan penuh tantangan. Bunga Mei adalah simbol dari musim semi.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Pada saat Sin Cia juga seluruh pintu dan jendela rumah hendaknya dibuka agar keberuntungan tahun baru masuk. Lampu-lampu rumah juga hendaknya dinyalakan agar kehidupan senantiasa terang sepanjang tahun.</li> </ul> <p style="text-align: justify;"><br /><br /><br /><strong>Beberapa hal yang ditabukan selama perayaan Sin Cia</strong><br /><br /></p> <ul style="text-align: justify;"> <li>Menyapu. Menyapu dianggap dapat “menyapu” rezeki keluar dari rumah</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Memecahkan barang, yang juga berarti “memecahkan” kebahagiaan dalam hidup.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Dilarang sama sekali menggunakan kata-kata kotor atau berkata yang tidak-tidak selama perayaan Sin Cia karena dikhawatirkan akan membawa dampak buruk sepanjang tahun yang akan berjalan.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Dilarang menangis pada tahun baru karena dikhawatirkan orang tersebut akan menangis sepanjang tahun.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Dilarang menggunakan baju berwarna gelap pada Hari Raya Imlek karena dipercaya bahwa jika menggunakan warna gelap maka peruntungan orang tersebut juga akan gelap sepanjang tahun itu. Selain itu warna gelap juga sering diasosiasikan dengan lambang dukacita, padahal saat Sin Cia adalah saat bagi semua orang untuk bersukacita.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Dilarang membiarkan rumah dalam keadaan gelap.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Pada Hari Raya Imlek, diharapkan juga untuk tidak mencuci rambut (keramas) karena dipercaya bahwa dengan keramas maka orang tersebut akan membasuh pergi segala nasib baik sepanjang tahun tersebut.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Juga sangat diharamkan untuk melayat kematian seseorang pada Hari Raya Imlek. Melayat bisa dilakukan lagi 2 sampai 3 hari setelah Hari Raya Imlek.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Begitu pula dengan penggunaan benda tajam (pisau, gunting), dianggap tidak baik karena dapat “memotong” keberuntungan.</li> </ul> <p style="text-align: justify;"><br />Beberapa hal terakhir mungkin sudah jarang kita jumpai karena biasanya hal-hal tersebut hanya dipraktekkan dalam keluarga-keluarga yang memang masih kental darah Chinese nya.<br /><br /><br /><br /><strong>Makanan-makanan khas Sin Cia</strong><br /><br /></p> <ul style="text-align: justify;"> <li>Nian Gao atau kue keranjang. Disebut kue keranjang karena cetakannya yang terbuat dari keranjang. Nian sendiri berarti tahun dan Gao berarti kue. Gao juga homonim dengan kata “tinggi”, itulah mengapa kue keranjang sering disusun tinggi/bertingkat-tingkat. Makna di balik ini ialah pengharapan agar rezeki dan kemakmuran akan semakin tinggi. Pada masa silam, semakin tinggi susunan nian gao maka semakin tinggi pula status sosial keluarga tersebut.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Ikan merupakan hidangan favorit, apalagi di hari Sin Cia. Ikan adalah simbol rezeki karena bunyi karakter “ikan (yu)” sama seperti karakter :”berlebih.” Makanya ada ungkapan ‘nian nian you yu’ yang artinya ‘setiap tahun berlebih (rezekinya).'</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Bakmi, hidangan wajib yang juga favorit ini disajikan tanpa putus dari ujung awal ke ujung akhir (dalam satu untaian panjang). Ini simbol dan harapan agar dikaruniai panjang umur.”</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Yu Sheng atau Yee Sang adalah hidangan salad ikan, yang dipercaya sebagai hidangan yang dapat membawa keberuntungan.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Jeruk Bali. Dalam bahasa Mandarin, buah jeruk disebut sebagai “ji” yang homonin dengan kata “selamat,” Jeruk Bali merupakan jenis jeruk yang berukuran paling besar, jadi berarti “besar selamat alias amat selamat.” Dipilih yang masih ada daun di dekat buahnya, yang berarti “amat selamat nya akan terus bertumbuh/berlangsung sepanjang tahun.” Selain jeruk Bali, jeruk dari jenis Mandarin dan Sunkist juga menjadi favorit. Warnanya yang kuning (mirip warna emas) menyimbolkan kemakmuran.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Aneka permen dan makanan kecil manis lainnya. Semuanya ini agar kehidupan senantiasa “manis” pada tahun baru mendatang.</li> </ul> <ul style="text-align: justify;"> <li>Selain itu, ada juga makanan yang ditabukan pada Sin Cia, yaitu bubur karena dipercaya bubur adalah perlambang dari kemiskinan dan kemelaratan, sehingga sebisa mungkin orang-orang akan menghindari makan bubur pada saat Sin Cia.</li> </ul> <p style="text-align: justify;"><br /><br /><br /><strong>’Gong Xi Fa Cai’ atau ‘Xin Nian Khuai Le’???<br /></strong><br />Ada satu hal lagi yang juga sering disalah artikan oleh masyarakat pada umumnya. Selama ini mungkin kita hanya tahu bahwa Gong Xi Fa Cai artinya adalah Selamat Tahun Baru dan kita menyebutkannya sebagai ucapan selamat kita bagi rekan-rekan yang merayakan Sin Cia. Padahal, hal tersebut sebenarnya kurang tepat (walau tidak bisa dibilang salah juga) karena arti dari Gong Xi Fa Cai sendiri adalah bukan Selamat Tahun Baru. Jika dipenggal, ‘Gong Xi’ sendiri berarti selamat. ‘Fa’ berarti berkembang, dan ‘Cai’ berarti kekayaan. ‘Fa cai’ berarti berkembang menjadi kaya. Jadi sebenarnya arti dari Gong Xi Fa Cai adalah Selamat Semoga Kaya.<br /><br />Jika kita ingin mengucapkan selamat tahun baru, maka yang diucapkan seharusnya adalah ‘Xin Nian Khuai Le’, ‘Xin Nian’ artinya tahun baru, ‘Khuai Le’ artinya sudah tiba. Kalo digabungkan artinya adalah tahun baru telah tiba. Kurang lebih artinya sama lah dengan Happy New Year, atau Selamat Tahun Baru dalam bahasa Indonesia…</p> <p style="text-align: justify;">Biasanya kata-kata ‘Xin Nian Khuai Le’ tersebut sering dirangkaikan dengan kata-kata lain yang juga memiliki arti yang baik, misalnya : ‘Xin Nian Khuai Le, Wan Shi Ru Yi, Nian Nian You Yi’, yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka artinya adalah Tahun Baru Telah Tiba (Selamat Tahun Baru), Semoga Semua Urusan Lancar, Semakin Bertambah Rezekinya.<br /><br />well, pada akhirnya selamat mempersiapkan diri dan menyambut Hari Raya Imlek / Sin Cia bagi yang merayakannya.. :salam<br /><br /><br /><em><strong>source :<br />http://properti.kompas.com/read/xml/2010/02/09/20263493/Yang.Perlu.Diketahui.dari.Tahun.Baru.Imlek.<br />http://www.enformasi.com/2009/01/sejarah-imlek.html<br />http://nusantaranews.wordpress.com/2009/01/21/tahun-baru-china-imlek-sejarah-dan-mitologi/<br />http://id.wikipedia.org/wiki/Imlek<br />http://vinorange.blogspot.com/2008/02/sin-tjia.html<br />http://www.mail-archive.com/mayapadaprana@googlegroups.com/msg00154.html</strong></em></p>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.