Banjarmasin Anggarkan Penanganan HIV/AIDS Rp1 Miliar

oleh
oleh

Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Kesehatan setempat menganggarkan penanganan penyakit menular dan mematikan HIV/AIDS pada 2016 sebesar Rp1 miliar. <p style="text-align: justify;">Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Diah R Praswati saat turun ke jalan dalam memperingati hari HIV/AIDS se-dunia yang jatuh pada 1 Desember, di Banjarmasin, Senin, menyatakan daerahnya patut sangat waspada terhadap penyakit yang bisa menurunkan kekebalan tubuh ini karena kasusnya tertinggi kedua di tingkat provinsi. Peringkat pertama adalah Kabupaten Tanah Bumbu.<br /><br />Dia mengatakan, kasus warga daerah ini yang sudah terjangkit HIV sebanyak 163 orang, dan sudah menyandang kasus AIDS sebanyak 205 orang. Data ini dirilis sejak 2002 hingga 2015 ini per November.<br /><br />"Ini sangat merisaukan, hingga pemerintah memberikan perhatian lebih bagi penanganannya dan mengupayakan agar tidak meluas penjangkitannya," ujar Diah yang menggelar aksi bagi-bagi brosur dan bunga bersama unsur pimpinan Pemkot di simpang empat Jalan Lambung Mangkurat (depan hotel Menteri).<br /><br />Menurut dia, pihaknya sudah berusaha menekan populasi penderita HIV/AIDS dengan melakukan pengawasan dan pemeriksaan rutin terhadap orang-orang yang rawan terjangkit virus yang belum ditemukan obatnya ini.<br /><br />"Seperti waria, pencandu narkoba dan para pekerja seks baik di tempat hiburan malam (THM) dan lokasi-lokasi lainya," ungkapnya.<br /><br />Dia menambahkan, untuk menekan penyebaran HIV/AIDS pihaknya telah menyiapkan dua sarana VCT dan program layanan komprehensif berkesinambungan di sebelas puskesmas.<br /><br />"Tahun ini anggaran yang dialokasikan Pemkot untuk penanganan kasus HIV/AIDS ini sebesar Rp800 juta," tuturnya.<br /><br />Diah Mengutarakan, penderita HIV/AIDS rawan di semua umur, yang paling banyak ditemukan kasusnya itu penderitanya pada usia antara 20 hingga 29 tahun.<br /><br />"Jadi kita minta semua masyarakat untuk berhati-hati terhadap penyakit ini, penularan terbanyak karena suka gonta ganti pasangan tanpa memperhatikan keamanan," ucapnya. (das/ant)</p>