Hujan yang terus mengguyur Kabupaten Sintang sepekan terakhir membuat pemukiman penduduk di sejumlah kecamatan mulai terendam air dan tidak sedikit yang sudah mengungsi. Masyarakat terancam kesulitan bahan pangan karena sejumlah lahan pertanian ikut terendam. <p style="text-align: justify;">Dua hari terakhir ini menurut Kepala Desa Nanga Mau, Ayub, air sungai mulai meluap dan mulai menggenangi jalan, ketinggian air smakin bertambah lantaran hujan terus mengguyur.<br /><br />“Seminggu terakhir hujan terus, mulai dua tiga hari lalu air sudah naik, dan sekarang di Nanga Mau saja sudah sekitar 60 persen rumah warga terendam air, terutama yang dipinggiran sungai,” kata dia dihubungi, Sabtu (03/11/2012) kemarin.<br /><br />Menurutnya sejumlah warga sudah ada yang membuat panggung di rumahnya untuk menghindari banjir, namun ada juga yang sudah mengungsi ke rumah keluarga yang tidak terendam air.<br /><br />“Kemungkinannai lagi masih ada, kalau naik tentu akan banyak yang mengungsi, kami juga sudah menyampaikan hal ini ke pemerintah daerah,” ucapnya.<br /><br />Kejadian sama pernah berlangsung akhir 2009 lalu dan untuk yang sekarang kata dia sejumlah fasilitas pemerintah sudah ikut terendam.<br /><br />“SD dan SMA di Nanga Mau sudah terendam, dua hari terakhir sekolah diliburkan, bahkan kantor camat juga ikut terendam air,” kata dia.<br /><br />Sementara itu, Kepala Desa Melingkat Kecamatan Kayan Hilir, Jamhurudin mengatakan sungai Inggar yang melintasi desa itu meluap, ketinggian air di sejumlah rumah yang ada di Melingkat sudah sampai sedada orang dewasa.<br /><br />“Sekarang sudah ada yang mengungsi di masjid dan sekolah,” kata dia.<br /><br />Menurutnya, petugas desa sudah menghitung kurang lebih 160 rumah yang terendam di Dusun Melingkat, begitu juga di dusun Karti Jaya, dusun Jantak 1 dan jantak 2, kampong lekan sebagian.<br /><br />“Total semua rumah yang digenangi air di Desa Melingkat lebih dari 200 rumah, akses jalan darat juga terputus total,” imbuhnya seraya menambahkan sejak Melingkat ada, belum pernah air naik setinggi itu.<br /><br />Dia sangat berharap pemerintah segera merespon kondisi itu, setidaknya bisa segera menyalurkan bantuan darurat karena stok padi warga yang disimpan dirumah hasil panen 2011 lalu banyak yang ikut terendam.<br /><br />“Air tiba-tiba naik sekitar pukul 01.00 dinihari, warga sedang tidur jadi tidak banyak yang bisa diselamatkan,” kata dia.<br /><br />Selain itu menurutnya tanaman padi yang ditanam warga sejak 2,5 bulan lalu juga ikut tersapu air sehingga ancaman kekurangan bahan pangan pokok bakal terjadi.<br /><br />“Tentunya kami berharap pemerintah bisa segera turun tangan terhadap bencana ini,” tukasnya.<br /><br />Camat Kayan Hilir ketika dikonfirmasi masih berada di luar kota, dia kemudian mengarahkan kepada staf kecamatan, Sadikin yang berdomisili di Nanga Mau. Dari Sadikin diperoleh informasi kalau rata-rata desa yang berada di tepi sungai sudah terendam air semuanya.<br /><br />“Di kantor camat saja sekarang ketinggian air sudah mencapai 40 sentimeter dan ini nampaknya air masih terus naik,” kata dia.<br /><br />Selain kantor camat, dia mengatakan sarana pemerintah lainnya juga ikut terendam seperti Polsek, Koramil, KUA bahkan fasilitas sekolah dan terminal. <strong>(phs)</strong></p>