Hingga saat ini program Optimasi lahan yang bersumber dari dana APBN belum dicairkan, hal tersebut membuat para kelompok tani tertunda masa tanamnya. Padahal pada saat ini sudah masuk masa tanam. <p style="text-align: justify;">Terkait hal itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan (Distankannak) Melawi, Firdaus mengatakan,sebelumnya memang memiliki kendala yakni belum lengkapnya pemberkasan. Namun saat ini ditingkat kabupaten tidak lagi ada masalah, berkas-berkasnya sudah diajukan ke pemerintah Provinsi. <br /><br />“Pemberkasan sudah selesai, dan sudah dikirim ke tingkat Provinsi. Sekarang pencairannya tergantung Provinsi. Memang sebetulnya pencairan dana optimasi untuk kelompok tani ini sudah terlambat, karena masa gadu sudah lewat. Tapi ini masih bias mengejar masa rendengan bulan september,” katanya saat ditemui di ruangan kerjanya. <br /><br />Firdaus mengatakan, sejak selesainya pemberkasan yang dikirim ke Provinsi, hingga kini belum ada kabar dari pihak provinsi kapan akan dicairkan atau dikirim ke rekening kelompok tani. “Biasanya sih, dari provinsi menginformasikan bahwa sudah dicairkan, kemudian kita yang mengeluarkan rekomendasikan dan kelompok tani mencairkannya karena dikirim langsung ke rekening kelompok tani,” ungkapnya.<br /><br />Firdaus menuturkan, jumlah kelompok tani yang dapat program bantuan Optimasi lahan sebanyak 50 kelompok, dengan jumlah lahan keseluruhannya 500 haktar. “Setiap kelompok memiliki rata-rata 10 haktar lahan, untuk bantuan optimasi itu per haktarnya Rp. 1.200.000,” jelasnya.<br /><br />Lebih lanjut Ia juga mengatakan, selain bantuan programm optimasi, juga ada bantuan Irigasi yang sumber dananya dari APBN juga. Kuota untuk bantuan irigasi di Melawi sebelulnya berjumlah 2.400 haktar, namun Melawi belum mampu mengisi semuanya. <br /><br />“Untuk Irigasi, yang dapat sebanyak 153 kelompok.masing-masing kelompok memiliki 15-20 haktar lahan, dana bantuannya perhaktar Rp. 1.250.000. Yang mampu terisi dari 153 kelompok itu hanya 2.350 haktar saja,” ujarnya. (KN)</p>