Menteri PPN/Kepala Bappenas RI, Andrinof Chaniago melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kalbar dan Kota Pontianak untuk mewujudkan skenario pengembangan kawasan tepian sungai Kapuas sebagai salah satu ikon pariwisata Kalbar. <p style="text-align: justify;"><br />"Koordinasi ini bukan hanya untuk membahas rencana pengembangan kawasan wisata tepian Sungai Kapuas untuk Kota Pontianak, tetapi juga untuk Kabupaten Sintang," kata Andrinof, saat melakukan kunjungan kerja di Kota Pontianak, Jumat.<br /><br />Dia menjelaskan, dalam pertemuan itu pihaknya juga membahas mengenai upaya revitalisasi kawasan tepian sungai yang menyeluruh meliputi revitalisasi ekonomi, fisik, sosial dan kelembagaan dalam rangka mewujudkan kota layak huni, "smart city" dan "green city".<br /><br />Selain itu diharapkan kawasan tepian Kapuas dapat dibangun dengan konsep citra kota yang berdaya saing, berkarakter dan terintegrasi antar-aktivitas sebagai pusat pertumbuhan baru.<br /><br />"Pengembangan kota Air atau berbasis waterfront city perlu mempertimbangkan perencanaan kawasan yang meliputi aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Aspek sosial meliputi usaha pemenuhan kebutuhan masyarakat, peningkatan kualitas hidup dan peningkatan kesejahteraan individu, keluarga dan masyarakat di wilayah pengembangan," katanya.<br /><br />Sementara itu, lanjutnya, aspek ekonomi meliputi kegiatan ekonomi skala lokal, regional dan nasional yang berkesinambungan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah pengembangan. Sedangkan, aspek lingkungan meliputi usaha pencegahan kerusakan dan pelestarian terhadap keseimbangan lingkungan.<br /><br />Dia menambahkan, sejak tahun 1771, Sungai Kapuas memiliki nilai budaya dan historis serta memegang peranan sangat penting dalam pengembangan kota bertipikal air, salah satunya kota Pontianak.<br /><br />Andrinof menambahkan, dalam pembangunan tepian sungai Kapuas berkembang dengan pesat. Namun, belum adanya regulasi yang mengatur kesinambungan pembangunan secara menyeluruh dan terintegrasi dengan konsep ‘waterfront city’ untuk memicu perkembangan pembangunan organik yang cenderung kumuh pada area tepian sungai.<br /><br />"Karena pengembangan tepian sungai memiliki sensitifitas tinggi terhadap degradasi lingkungan sehingga dalam pengembangan tepian sungai Kapuas dibutuhkan strategi revitalisasi fisik dan non fisik yang diharapkan dapat menghidupkan aktivitas masyarakat dan dunia usaha di kawasan tepian Kapuas secara terpadu," kata Andrinof. (das/ant)</p>