Barito Utara Dilanda Banjir

oleh
oleh

Sejumlah kawasan dataran rendah di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, terendam banjir akibat meluapnya Sungai Barito yang diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir. <p style="text-align: justify;">"Di kawasan tempat tinggal kami mulai terendam banjir setinggi lutut orang dewasa," kata seorang warga Gang Jambu Muara Teweh, Syarbani, Rabu.<br /><br />Banjir yang melanda Muara Teweh ini juga merendam sejumlah ruas jalan di antaranya Jalan Imam Bonjol, Jalan Merak, Jalan Mawar dan Gang Paraguay Jalan Dahlia dengan ketinggian air bervariasi antara 15 sentimeter hingga 50 Cm.<br /><br />Saat ini, kata Syarbani, warga mulai berkemas-kemas untuk mengangkut sejumlah barang rumah tangga ke tempat yang lebih aman dari banjir.<br /><br />"Air diperkirakan terus naik, karena di wilayah hulu atau di Kabupaten Murung Raya hujan terus turun," katanya.<br /><br />Selain Muara Teweh, kawasan yang terendam banjir musiman ini juga dipastikan merendam sejumlah kawasan yang berada di pinggiran Sungai Barito di antaranya Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Baru, dan desa-desa yang berada di dataran rendah serta Kecamatan Montallat.<br /><br />Naiknya air Sungai Barito sepanjang 900 kilometer yang kawasan hulunya berada di wilayah Kabupaten Murung Raya, Kalteng dan bermuara di laut Jawa, ini juga telah mengganggu transportasi sungai terutama angkutan kapal dan tongkang bertonase besar.<br /><br />"Semua angkutan tambang dan kayu dilarang berlayar melewati jembatan karena permukaan air Sungai Barito di atas normal," kata Kepala Seksi Angkutan Sungai pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Barito Utara, Rizalfi.<br /><br />Kenaikan debit air di pedalaman Sungai Barito itu akibat curah hujan yang cukup tinggi terutama di wilayah utara Kabupaten Murung Raya dan sebagian lainnya karena air sungai meluap di kawasan Kabupaten Barito Utara.<br /><br />Ketinggian air permukaan Sungai Barito pada Sabtu pagi yang tercatat di skala tinggi air (STA) di Muara Teweh mencapai 12.10 meter menunjukkan angka di atas normal sehingga tongkang dan kapal besar tidak bisa melintas di bawah jembatan sepanjang 270 meter yang dibangun pada 1990 itu.<br /><br />"Untuk sementara transportasi sungai khususnya angkutan kapal bertonase besar dihentikan sampai kondisi air sungai turun minimal batas STA 11,50 meter," katanya. <strong>(das/ant)</strong></p>