Barut Mulai Operasikan Bus Damri Angkutan Pedesaan

oleh
oleh

Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, mulai mengoperasikan armada angkutan darat bus Damri untuk melayani masyarakat di pedesaan. <p style="text-align: justify;">"Dalam dua hari terakhir bus Damri telah melayani trayek perintis khusus masyarakat pedesaan yang dijangkau jalan darat," kata Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Barito Utara (Barut), Tenggara di Muara Teweh, Kamis.<br /><br />Menurut Tenggara, angkutan pedesaan ini untuk sementara melayani trayek Muara Teweh – Desa Rimba Sari Kecamatan Teweh Tengah, dengan menggunakan bus berkafasitas 20-25 orang penumpang dengan tarif murah karena mendapat subsidi dari pemerintah.<br /><br />Untuk sementara tiket bus yang disepakati warga desa itu, kata dia, sebesar Rp40.000 per orang sekali jalan dan tarif ini nanti akan dibuat penetapannya melalui surat Bupati Barito Utara.<br /><br />Terminal angkutan trayek itu, untuk Muara Teweh berada di kawasan terminal bongkar muat di Jalan Panglima Batur Muara Teweh, sedangkan di Desa Rimba Sari di terminal desa setempat.<br /><br />"Untuk sementara angkutan darat menuju desa itu dilakukan satu kali setiap hari namun kalau animo penumpang cukup tinggi bisa ditingkatkan maksimal dua kali sehari," katanya.<br /><br />Tenggara menjelaskan, tarif tersebut lebih rendah dibanding warga setempat ikut menumpang bus tujuan Muara Teweh – Puruk Cahu sebesar Rp70.000/orang dan naik kendaraan roda dua (jasa ojek) tujuan Muara Teweh – Desa Rimba Sari dan sekitarnya mencapai Rp150 ribu sekali jalan.<br /><br />Angkutan darat menuju desa pedalaman ini diharapkan mampu melayani warga pedesaan bepergian keluar daerah khususnya ke Muara Teweh ibukota Kabupaten Barito Utara yang selama ini tidak ada angkutan penumpang karena sudah puluhan tahun terhenti karena minimnya penumpang akibat jalan rusak.<br /><br />Trayek Muara Teweh – Rimba Sari ini dengan sasaran penumpangnya selain dari desa setempat juga sejumlah desa eks transmigrasi lainnya seperti Desa Sei Rahayu, Beringin Raya dan Datai Nirui.<br /><br />"Kita harapkan dibukanya kembali angkutan pedesaan ini nantinya dapat melayani masyarakat yang selama ini kesulitan transportasi dengan biaya murah," ujar Tenggara.<br /><br />Dia mengatakan, saat ini menjadi kendala transportasi pedesaan ini masih adanya kawasan jalan darat yang rusak terutama jalan masuk pada titik di kilometer 52 Jalan Negara Muara Teweh-Puruk Cahu menuju desa-desa pedalaman.<br /><br />Jalan rusak ini nantinya merupakan lintasan trayek angkutan pedesaan, sehingga pihaknya telah melayangkan surat kepada Dinas Pekerjaan Umum setempat untuk penangangan rusa jalan tersebut.<br /><br />"Kerusakan jalan cukup parah, terutama dari arah masuk jalan desa desa sekitar empat meter menuju Desa Rimba Sari," katanya.<strong> (das/ant)</strong></p>