Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah menyiapkan bibit padi sawah dan padi ladang untuk musim tanam Oktober-Maret 2011/2012 di lahan seluas ribuan hektare. <p style="text-align: justify;">"Bantuan bibit padi ini merupakan salah satu upaya program pemerintah untuk meningkatkan produksi dan produktifitas padi sawah dan ladang," kata Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Barito Utara (Barut), Sunoto di Muara Teweh, Senin.<br /><br />Menurut Sunoto, bibit bantuan ini merupakan program Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) yang dialokasikan untuk padi non hibrida seluas 1.650 hektare dan padi hibrida 50 hektare serta padi lahan kering 3.000 hektare.<br /><br />Benih padi yang akan disalurkan untuk sejumlah kelompok tani masing-masing 25 kilogram per hektare itu, kata dia, diantaranya varietas ciherang, mekongga, situbagendit, towuti dan hibrida.<br /><br />"Kita harapkan bibit padi itu sudah disalurkan pada September 2011, guna menghadapi musim tanam Oktober – Maret nanti," katanya didampingi Kepala Bidang Pertanian, Roosmadianor.<br /><br />Sunoto menjelaskan, dalam menghadapi musim tanam tahun ini pihaknya baru saja menyalurkan 10 alat mesin pertanian berupa traktor tangan dan mesin pompa air serta alat pemipil jagung yang akan disalurkan kepada para petani didaerah ini.<br /><br />Bantuan alat mesin pertanian (alsintan) ini untuk mempermudah atau mempercepat pekerjaan sehingga bisa meringankan tenaga dan biaya para petani dalam melaksanakan penanaman padi sawah maupun padi ladang dalam pengolahan tanah.<br /><br />Bantuan alat pertanian ini, kata dia, dengan sistem kerja sama operasional (KSO) dan sistem bergulir melalui unit pengelola jasa alsintan (UPJA).<br /><br />"Memang permintaan alat pertanian untuk memudahkan petani padi ini setiap tahunnya banyak, namun karena keterbatasan anggaran sehingga dilakukan secara bertahap dan terbatas," katanya.<br /><br />Dia mengatakan pihaknya tahun ini juga membuka lahan padi sawah percontohan seluas tiga hektare di Desa Transbangdep Kecamatan Teweh Tengah untuk memanfaatkan ratusan hektare lahan terlantar.<br /><br />"Pencetakan lahan padi sawah untuk percontohan ini nantinya diharapkan dapat memberikan dorongan bagi perani setempat untuk memanfaatkan lahan yang punya potensi untuk lokasi persawahan," katanya.<br /><br />Belum maksimalnya pembukaan lahan usaha miliki warga desa eks transmigrasi yang dibagi masing-masing mendapat satu hektare ini karena lokasi banyak bekas pohon dan potongan kayu yang relatif sulit dibersihkan.<br /><br />Lahan yang dibuka nanti hanya berada di kawasan padi sawah irigasi teknis yang mudah dijadikan persawahan tanpa memerlukan biaya besar.<br /><br />"Sasaran kami lahan yang dicetak ini merupakan percontohan sehingga setelah jalan tani selesai dibangun akan memudahkan warga membuka sawahnya sendiri," ujar Sunoto.<br /><br />Saat ini, lahan pertanian di kabupaten pedalaman Sungai Barito ini sekitar 5.473 hektare lahan basah atau sawah, di antaranya 2.485 hektare merupakan lahan sawah irigasi yang dapat ditanami padi lebih dari satu kali setahun dan selebihnya adalah lahan sawah tadah hujan.<br /><br />Namun, dari luas persawahan tersebut yang baru dibuka hanya sekitar 1.100 hektare, sisanya masih dalam bentuk lahan tidur, sedangkan lahan kering atau ladang yang tersebar di enam kecamatan mencapai dan 26.764 hektare.<br /><br />"Luasnya lahan ini masih memungkinkan untuk dimanfaatkan melalui program ekstensifikasi atau perluasan areal tanam dengan kegiatan optimasi lahan dan penyempurnaan percetakan sawah," katanya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>