Beberapa jenis ikan air tawar yang biasanya terdapat di persawahan daerah hulu sungai atau "Banua Enam" Kalimantan Selatan terancam punah. <p style="text-align: justify;">"Dalam setahun belakangan ini ada beberapa jenis ikan air tawar yang biasanya terdapat di sawah, kini jarang terlihat," ujar Muhran (52) warga Kecamatan Batu Benawa, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel, Minggu.<br /><br />Sebagai contoh ikan sepat, kalatau dan bidugung (sejenis ikan mas) belakangan ini sulit mendapatkannya di sawah, kata ayah dari tiga anak itu.<br /><br />Ia memperkirakan, kelangkaan atau terancam punahnya beberapa jenis ikan air tawar tersebut karena maraknya penggunaan pestisida atau cairan berkimia lain dalam usaha pertanian belakangan ini.<br /><br />"Kalau dulu orang hanya menggunakan pestisida untuk membasmi hama dan penyakit tanaman, tapi belakangan petani juga menggunakan cairan berkimia untuk mematikan rumput dalam pengolahan lahan sawah," tuturnya.<br /><br />"Bahkan untuk membersihkan gulma di persawahan sesudah tanaman padi berumur sekitar satu – dua bulan, belakangan ini petani menggunakan cairan berkimia," lanjutnya.<br /><br />Menurut dia, tampaknya sulit menghindari perilaku petani yang menggunakan pestisida dan cairan berkimia dalam usaha tani mereka, karena berkaitan pula dengan fenomena alam.<br /><br />"Selain itu, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong petani tak mau lagi direpotkan dengan cara-cara usaha tani secara tradisional, seperti membersihkan gulma menggunakan tenaga manusia," ujarnya.<br /><br />"Penggunaan temuan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, selain membuat petani lebih praktis dalam usaha tani, juga relatif lebih hemat bila dibandingkan secara manual atau menggunakan tenaga manusia," demikian Muharan.<br /><br />Daerah hulu sungai, seperti HST salah satu sentra pertanian dan penyangga ketahanan pangan Kalsel, terutama untuk daerah Banua Enam, yang meliuti enam kabupaten. <strong>(phs/Ant)</strong></p>