Beras bantuan untuk korban bencana alam banjir yang disalurkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah dinilai tak layak konsumsi. <p style="text-align: justify;">"Berdasarkan laporan dan informasi dari masyarakat korban bencana alam banjir di sejumlah desa, beras yang disalurkan tersebut tidak layak konsumsi," kata anggota DPRD Barsel Sudiarto, SE, di Buntok, Rabu.<br /><br />Ia mencontohkan beras bantuan yang disalurkan kepada warga korban banjir di desa Babai dan desa Talio kecamatan Karau Kuala, kualitasnya jelek dan berbau kapur barus (Kamper).<br /><br />"Kalau dilihat dari kondisinya, diduga beras yang telah dibagikan kepada korban banjir tersebut sudah kadaluarsa," ucap Sudiarto, politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) Barsel itu.<br /><br />Oleh karena itu ia mengharapkan kepada pemerintah ke depannya, jika memberikan bantuan beras untuk korban banjir agar disalurkan beras yang layak konsumsi sehingga bisa ditanak dan dimakan warga yang menjadi korban bencana alam tersebut.<br /><br />Sementara Pelaksanana tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barsel, Drs Mandiodi mengakui beras yang disalurkan oleh pihaknya tersebut kualitasnya jelek.<br /><br />"Kita sudah menerima laporan dari korban bencana alam banjir, dan mereka mengeluh terkait kualitas beras yang disalurkan tersebut tidak layak dikonsumsi," ujarnya.<br /><br />Menurut dia, beras tersebut merupakan beras cadangan dari pemerintah pusat untuk bencana dan pihaknya hanya menyalurkannya saja kepada warga yang terkena musibah banjir.<br /><br />Sedangkan untuk jumlah beras bantuan yang telah disalurkan kepada 20 ribu kepala keluarga yang tersebar dilima kecamatan di wilayah Barsel sebanyak 100 ton.<br /><br />"Selain beras, kita juga telah menyalurkan 550 paket sembako dari jumlah paket yang telah disediakan sebanyak 1.050 paket," demikian Mandiodi. (das/ant)</p>