Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekprov Kalimantan Timur Bere Ali menyatakan Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November memiliki makna berbeda tiap zaman sehingga musuh utama zaman sekarang adalah kemiskinan. <p style="text-align: justify;">"Apabila dulu perjuangan para pahlawan memerangi penjajah Belanda dan Jepang, sehingga kita harus bersyukur karena sekarang merdeka. Tetapi konteks saat ini adalah kita harus terus berjuang, tetapi yang kita perangi adalah kemalasan dan kemiskinan," ujarnya di Samarinda, Selasa.<br /><br />Kemiskinan, lanjut dia, jika dibiarkan atau tidak diperangi, maka akan berdampak pada berbagai dampak negatif lain, seperti kebodohan, kekerasan, dan tindak kriminal lain yang mampu menimbulkan keresahan.<br /><br />Untuk itu, peringatan Hari Pahlawan saat ini merupakan momentum yang tepat untuk berjuang melawan semua hal yang bisa berakibat buruk, sehingga Upacara 10 November tidak terkesan sebuah rutinitas seremonial tanpa makna.<br /><br />"Memaknai Hari Pahlawan jangan sekedar mengikuti upacara, namun setelah upacara digelar, bagaimana kita bisa menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dan semangat juang generasi muda agar tidak malas berkarya, bersama-sama memerangi kemiskinan dan kebodohan, sehingga Bangsa Indonesia terus maju pesat," ucap dia bersemangat.<br /><br />Dia melanjutrkan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan. Untuk itu, dalam mengenang jasa-jasa para pahlawan harus disertai dengan semangat juang tinggi demi kemajuan negara.<br /><br />Dia meyakini bahwa semangat juang para pahlwan terdahulu adalah ingin Indonsia Merdeka. Namun setelah merdeka, tentu para pahlawan tidak ingin para generasinya lalu diam dan menikmati kemerdekaan, tetapi para generasi harus terus melanjutkan perjuangan untuk membangun dan memajukan bangsa.<br /><br />Berbicara tentang pahlawan dalam konteks universal yang harus dipahamai, lanjut dia, kepahlawanan adalah semangat juang yang tidak berhenti dalam memperjuangkan kebenaran, kejujuran, dan keadilan, sehingga makna ini harus terus melekat sampai kapanpun.<br /><br />"Kalau dulu musuh bangsa adalah para penjajah sehingga kita bisa merdeka pada 1945. Tapi sekarang kita memiliki musuh yang berbeda seperti keterbelakangan, kebodohan, kemiskinan. Bahkan kita juga punya musuh besar, yakni perdagangan orang dan narkoba," kata Bere Ali lagi. (das/ant)</p>