BI : Daya Saing BPR Masih Rendah

oleh
oleh

Bank Indonesia Banjarmasin, Kalimantan Selatan menilai hingga kini daya saing Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masih rendah karena keterbatasan sumber daya manusia dan infrastruktur serta sarana pendukung operasional. <p style="text-align: justify;">Bank Indonesia Banjarmasin, Kalimantan Selatan menilai hingga kini daya saing Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masih rendah karena keterbatasan sumber daya manusia dan infrastruktur serta sarana pendukung operasional.<br /><br />Direktur Regional Bank Indonesia wilayah Kalimantan Khairil Anwar di Banjarmasin, Jumat mengatakan, BPR merupakan salah satu lembaga intermediasi yang memiliki peran yang sangat strategis khususnya dalam pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).<br /><br />Namun demikian, sebagai banknya "wong cilik" pada umumnya BPR masih memiliki keterbatasan antara lain terbatasnya variasi produk dan layanan, SDM, serta minimnya sarana dan prasarana pendukung operasional.<br /><br />Kondisi tersebut membuat BPR kurang mampu bersaing dengan bank umum maupun lembaga pembiayaan lainnya. Apalagi perkembangan BPR dewasa ini juga mengindikasikan adanya ketergantungan dan keterkaitan operasional dengan bank umum.<br /><br />"Tidak sedikit BPR yang menempatkan dananya pada bank umum, demikian pula sebaliknya terdapat aliran dana dari bank umum kepada BPR," katanya.<br /><br />Berdasarkan data April 2011, dari 23 BPR yang beroperasi di Kalimantan Selatan berhasil menghimpun dana masyarakat (DPK) sebesar Rp284 miliar.<br /><br />Namun demikian, dari jumlah DPK tersebut, sebesar Rp71 Miliar atau sekitar 28 persen merupakan dana "idle" yang disimpan di bank umum maupun BPR lainnya.<br /><br />Seharusnya dana tersebut bisa disalurkan kepada UMKM sehingga bisa lebih cepat berkembang, tetapi untuk menghindari risiko kredit bermasalah dan lainnya tidak sedikit BPR mengambil kebijakan yang lebih aman.<br /><br />"Sebenarnya jika dana tersebut disalurkan kepada UMKM, maka total kredit yang disalurkan BPR kepada masyarakat dapat lebih besar dari kucuran kredit saat ini yang mencapai Rp333 miliar," katanya.<br /><br />Selain itu, kata Khairil segmen pasar BPR dan bank umum sama, sehingga intensitas persaingan BPR dan bank umum cukup tinggi.<br /><br />"Bila kondisinya demikian, maka BPR menghadapi rintangan yang cukup besar dalam mempertahankan kelangsungan usahanya mengingat infrastruktur dan sumber daya manusia jauh lebih baik Bank umum," katanya.<br /><br />Kondisi tersebut dapat menjadi sumber dari munculnya permasalahan yang dapat menurunkan kinerja BPR. "Kita akan mendorong dan mencarikan solusi tepat agar persoalan BPR ini bisa segera dituntaskan," katanya.(Eka/Ant)</p>