BI: Kabut Asap Tidak Pengaruhi Perekonomian Kalteng

oleh
oleh

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Tengah menyebut bencana kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan tidak terlalu mempengaruhi perekonomian di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" ini. <p style="text-align: justify;">Hasil kajian dan fokus group discussion (FGD) terhadap lima sektor perekonomian di provinsi ini hanya dua yang terkena dampak kabut asap, kata Kepala BI Perwakilan Kalteng Muhamad Nur di Palangka Raya, Senin.<br /><br />"Dua sektor yang terkena dampak asap yakni perdagangan, hotel dan restoran serta angkutan dan komunikasi. Sedangkan sektor pertanian, pertambangan dan industri pengolahan tidak terlalu berpengaruh," ucapnya.<br /><br />Dijelaskannya, sektor perdagangan hotel dan restoran mengalami kerugian yang cukup tinggi. Dari data yang dihimpun dari pelaku bidang perhotelan, terjadi penurunan cukup signifikan serta mengalami kerugian sebesar Rp2,07 miliar akibat terjadinya bencana kabut asap.<br /><br />Nur mengatakan sektor angkutan dan komunikasi, khususnya subsektor angkutan udara terjadi kerugian tertinggi. Di mana data Unit Pengelolaan Bandara Udara (UPBU) Tjilik Riwut, pada September 2015 terdapat penurunan jumlah total pesawat datang dan berangkat dibandingkan periode yang sama di tahun 2015, yakni 43,68 persen atau 358 pesawat.<br /><br />"Berdasarkan survei terhadap tiga maskapai yang melayani rute penerbangan dari dan ke Kalteng diperkirakan selama Agustus serta September 2015 mengalami kerugian sebesar Rp24,31 miliar," ucapnya.<br /><br />Kepala BI Perwakilan Kalteng mengatakan untuk sektor pertanian yang merupakan sektor ekonomi dengan pangsa pasar terbesar di Kalteng, yakni 23,75 persen justru tidak terlalu berpengaruh selama bencana kabut asap.<br /><br />Sektor pertambangan selama bencana kabut asap juga tidak terlalu berpengaruh signifikan selama kabut asap. Hal itu berdasarkan survei BI terhadap pelaku usaha di bidang pertambangan.<br /><br />"Adanya bencana kabut asap juga relatif tidak mempengaruhi kinerja sektor industri pengolahan. Kabut asap hanya mempengaruhi penurunan tingkat kesehatan karyawan industri pengelolaan," demikian Nur. (das/ant)</p>