BI: Tingkat Konsumsi Masyarakat Kalsel Turun

oleh
oleh

Berdasarkan data dari Bank Indonesia Banjarmasin Kalimantan Selatan tingkat konsumsi masyarakat kini turun, terutama terhadap kebutuhan tersier seperti barang elektronik. <p style="text-align: justify;">Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Maurids H. Damanik di Banjarmasin, Minggu, mengatakan bahwa Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap 70 pedagang retail menengah dan kecil di beberapa pasar tradisional dan kawasan pertokoan di Kota Banjarmasin selama Juni 2012 nilai penjualan tercatat turun -0,02 persen dibandingkan Mei 2012.<br /><br />Penurunan terbesar dialami oleh kelompok barang peralatan elektronik dan komunikasi sebesar -0,40 persen dan kelompok barang budaya dan rekreasi sebesar -0,22 persen.<br /><br />"Dari data SPE tersebut nampak bahwa konsumsi masyarakat terhadap barang-barang kebutuhan tersier, seperti rekreasi dan olahraga, menurun," katanya.<br /><br />Tampaknya tambah dia, masyarakat lebih mendahulukan belanja atau konsumsi barang kebutuhan pokok seperti beras, minyak dan lainnya atau kebutuhan primer akibat naiknya hampir sebagian besar barang kebutuhan pokok saat ini.<br /><br />Kenaikan berbagai macam kebutuhan pokok tersebut, tambah Maurids, mengakibat terjadinya inflasi yang cukup tinggi di Banjarmasin saat ini.<br /><br />Inflasi yang relatif cukup tinggi tersebut, kata dia, menurunkan daya beli masyarakat khususnya masyarakat yang memiliki pendapatan tetap.<br /><br />Inflasi Kota Banjarmasin pada bulan Juni 2012 tercatat sebesar 0,59 persen membuat masyarakat menunda melakukan pembelian kebutuhan barang/jasa, dan baru akan direalisasikan menjelang Ramadan serta Lebaran.<br /><br />Kondisi yang sama juga terjadi pada penjualan di beberapa pasar modern yang ada di Kota Banjarmasin. Dari data yang dihimpun oleh Bank Indonesia, nilai penjualan pasar modern turun -1,90 persen dibandingkan bulan sebelumnya.<br /><br />Selain dipicu oleh inflasi, lanjut dia, menurunnya konsumsi masyarakat diperkirakan juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global.<br /><br />Harga beberapa komoditas unggulan Kalsel, di antaranya karet dan CPO sedang mengalami penurunan sehingga pendapatan petani karet dan sawit juga mengalami penurunan.<br /><br />Berdasarkan data, harga komoditas CPO turun dari 1.090 dolar AS per metrik ton pada bulan Mei 2012 menjadi 1.035 dolar AS per metrik ton pada bulan Juni 2012.<br /><br />Sementara itu, harga karet di pasar internasional turun dari 3,90 dolar AS per kg menjadi 3,79 dolar AS per kg.<br /><br />Penurunan tersebut juga dirasakan oleh para petani karet di beberapa daerah di Kalsel. Harga karet mentah sempat turun ke level Rp4.000,00–Rp5.000,00, dari harga sebelumnya yang mencapai Rp13 ribu–Rp14 ribu. <strong>(phs/Ant)</strong></p>