Kepala BKKBN Kalteng, Kusnadi menegaskan tidak ada paksaan ikut Keluarga Berencana (KB) bagi keluarga miskin terkait perubahan slogan baru BKKBN. <p style="text-align: justify;">Setiap keluarga berhak untuk memiliki anak sebanyak yang mereka inginkan, artinya BKKBN tidak bisa memaksa keluarga mana pun untuk mengikuti program KB, termasuk keluarga miskin tidak boleh dipaksa, meskipun kondisi ekonominya masih jauh dibawah garis kemiskinan Jelas Kusnadi kepada Antara Jum at.<br /><br />Menurut dia, perubahan slogan BKKBN dari `Dua Anak Lebih Baik menjadi `Dua Anak Cukup merupakan bentuk penegasan tentang manfaat keluarga berencana, jadi bukan berarti dalam penerapannya menjadi lebih tegas apalagi memaksa.<br /><br /> BKKBN bertugas memberi penjelasan dan pemahaman kepada masyarakat tentang manfaat KB, kita hanya memberika advokasi kepada masyarakat sedemikian rupa, mengubah pola pikir mereka bagaimana mengelola sebuah keluarga yang ideal, namun keputusannya tergantung kepada keluarga yang bersangkutan Lanjutnya.<br /><br />Perubahan slogan ini sendiri, kata Kusnadi merupakan ide Menteri Kesehatan RI. Ide tersebut disampaikan pada Rapat Kerja Nasional 2013 di Jakarta.<br /><br />Data BKKBN menunjukkan, hingga januari 2013 jumlah peserta KB aktif keluarga pra sejahtera, termasuk keluarga sejahtera I (KS-I) di Kalteng sudah mencapai 112.105. Angka ini dihitung berdasarkan jumlah pemenuhan permintaan terhadap KB. Jenis KB terbanyak adalah KB Suntik sebanyak 49.140 dan PIL KB sebanyak 45.920 keluarga.<br /><br />Secara umum, jumlah peserta KB di Kalteng tahun 2013 mencapai 307.180 kepala keluarga. Awal tahun 2013, jumlah peserta KB baru di Kalteng mencapai 93.015 KK.<br /><br />Dari hasil Survey Demografi Keluarga Indonesia (SDKI) beberapa waktu lalu, rata rata anak yang dimiliki satu keluarga di Indinesia masih berada dikisaran 2,6. Padahal sasaran BKKBN berada dikisaran angka 2,1. Sementara di Kalteng sendiri rata-rata kepemilikan anak dalam sebuah keluarga sebesar 2,8.<br /><br />Pengamatan BKKBN, sebagian besar keluarga pra sejahtera yang menjadi sasaran BKKBN berada diwilayah pedesaan.<br /><br />Dari jumlah anak yang banyak ini, rata-rata mereka tinggal didaerah pedesaan, daerah yang kita namakan daerah galsitas, padahan kondisi ekonomi mereka sangat rendah, masih dibawah garis kemiskinan, jika mereka ini dibiarkan, akan menimbulkan keluarga-keluarga miskin baru, Ujar Kusnadi. <strong>(das/ant)</strong></p>