BMKG: ISPU Pontianak Masuk Kategori Berbahaya

oleh
oleh

Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak, Pratikno mengatakan kondisi Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Pontianak dan sekitarnya, Kamis, sudah masuk kategori sangat berbahaya. <p style="text-align: justify;">"Kondisi ini sangat berbahaya bagi anak-anak yang usia sekolah dasar ke bawah, dan untuk orang dewasa juga tidak disarankan melakukan aktivitas di luar ruangan. Kalaupun terpaksa keluar sebaiknya menggunakan masker," kata Pratikno saat dihubungi di Pontianak, Rabu.<br /><br />Kondisi ISPU saat ini sudah mencapai 722 PM keatas atas kategori sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, kategori ISPU yakni, 0 – 50 PM kategori baik; 51 – 100 PM sedang; 101 – 199 tidak sehat; 200 – 299 PM sangat tidak sehat; dan 300 – 500 PM kategori berbahaya.<br /><br />"Data ISPU tersebut hasil pemantauan kami pukul 10.00 WIB," ungkapnya.<br /><br />Sebelumnya Pratikno mengatakan, potensi hujan di Provinsi Kalbar umumnya hingga beberapa hari ke depan masih kurang.<br /><br />"Beberapa hari kedepannya potensi hujan di Kalbar masih kurang, sehingga untuk potensi titik api kami perkirakan akan masih tetap ada," katanya.<br /><br />Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Syahdan Lazis menyatakan pihaknya terhitung, hari ini sampai Sabtu (12/9) meliburkan aktivitas sekolah, dampak semakin pekatnya kabut asap di Kota Pontianak dan sekitarnya.<br /><br />"Diliburkannya aktivitas sekolah dari mulai jenjang TK, SD hingga tingkat SMP/sederajat, berdasarkan instruksi Wali Kota Pontianak Sutarmidji," ungkapnya.<br /><br />Ia mengimbau kepada orang tua murid agar mengawasi anak-anak mereka agar tidak main di luar rumah sepanjang diliburkannya sementara aktivitas sekolah.<br /><br />"Sementara, apakah hari Senin (14/9) apakah akan masuk seperti biasa atau diperpanjang liburnya sekolah. Kami akan melihat dulu kondisi ISPU, kalau semakin parah atau pekat maka akan diperpanjang, tetapi kalau sudah normal, maka aktivitas belajar akan kembali seperti biasa," ujarnya. (das/ant)</p>