BMKG: Perairan Kalbar Berpotensi Terjadi Gelombang Tinggi

oleh
oleh

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan, dalam beberapa hari ke depan sebagian besar perairan laut Kalimantan Barat berpotensi terjadi gelombang tinggi, sehingga tidak aman bagi pelayaran kapal motor ukuran kecil. <p style="text-align: justify;">"Ketinggian gelombang, bahkan mencapai 3,0 meter hingga 4,0 meter untuk di perairan laut China Selatan utara Natuna," kata Prakirawan BMKG Balai Besar Wilayah II Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak Indah Permatasati di Pontianak, Jumat.<br /><br />Untuk itu, Indah mengimbau kepada para nelayan dan pengguna transportasi air, khususnya laut untuk sementara tidak melewati atau tidak turun ke laut, karena ketinggian gelombang sangat tinggi sehingga berbahaya bagi keselamatan para nelayan.<br /><br />Data BMKG Balai Besar Wilayah II Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak, dari Jumat (12/12) hingga Senin (15/12) untuk lima kawasan perairan laut, di antaranya perairan China Selatan utara Natuna, Kepulauan Natuna, Laut Natuna, Kepulauan Anambas, dan perairan Sambas berpotensi terjadi gelombang 2,0 meter hingga 4,0 meter.<br /><br />Kemudian tiga kawasan perairan laut Kalbar lainnya, yakni perairan laut Pontianak, Karimata, dan Ketapang berpotensi terjadi gelombang hingga mencapai 1,0 meter hingga 2,0 meter, kata Indah.<br /><br />Sementara itu, ratusan nelayan di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat saat ini takut turun ke laut karena gelombang pasang air laut yang cukup tinggi.<br /><br />Amat (35) salah seorang nelayan di Desa Sukabangun, Kecamatan Delta Pawan mengatakan, akibat cuaca buruk berupa angin kencang dan gelombang tinggi membuat para nelayan tidak dapat beraktivitas mencari nafkah di laut.<br /><br />Menurut dia kalau mereka tetap memaksakan untuk melaut, selain hasilnya yang minim, juga risikonya sangat besar bagi keselamatan para nelayan, akibat cuaca buruk.<br /><br />"Kami terpaksa harus menghemat pengeluaran kalau sudah memasuki musim hujan seperti ini, karena tidak bisa melaut," ujarnya.<br /><br />Menurut Amat ada beberapa nelayan yang memaksakan tetap melaut, tetapi hasilnya sangat kecil, bahkan untuk membeli BBM saja tidak cukup. (das/ant)</p>