Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, mengatakan laju inflasi pada Maret 2013 tercatat 0,63 persen, relatif masih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan yang sama dalam lima tahun terakhir. <p style="text-align: justify;">Saat menyampaikan data resmi statistik di Jakarta, Senin (01/04/2013), Suryamin mengatakan, terakhir kali laju inflasi pada Maret mencapai angka tertinggi adalah pada 2008, sebesar 0,95 persen.</p> <p style="text-align: justify;">Meski relatif masih tinggi, angka inflasi Maret tahun ini masih lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,75 persen.</p> <p style="text-align: justify;">"Penyebab inflasi dari harga bergejolak telah terdeteksi dari Februari kemarin yaitu karena kenaikan beberapa harga komoditas," kata Suryamin.</p> <p style="text-align: justify;">Komponen harga bergejolak yang memberikan andil inflasi 0,52 persen atau secara keseluruhan 2,44 persen.</p> <p style="text-align: justify;">Sementara komponen inflasi umum pada Maret menyumbangkan inflasi 0,63 persen, inflasi inti 0,06 persen dan harga diatur pemerintah 0,05 persen.</p> <p style="text-align: justify;">"Inflasi inti dan harga diatur pemerintah masih relatif terkendali," katanya.</p> <p style="text-align: justify;">Berdasarkan komponen pengeluaran, kelompok bahan makanan masih menjadi penyumbang inflasi terbesar yaitu 2,04 persen yang diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,4 persen.</p> <p style="text-align: justify;">Selain itu, kelompok kesehatan menyumbang inflasi 0,24 persen, kelompok pendidikan, serta rekreasi dan olahraga sebesar 0,12 persen.</p> <p style="text-align: justify;">Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender Januari-Maret mencapai 2,43 persen, dan inflasi secara tahunan year on year (yoy) 5,9 persen.</p> <p style="text-align: justify;">Suryamin mengatakan, dari 66 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 58 kota mengalami inflasi dan hanya delapan kota yang menyumbang deflasi.</p> <p style="text-align: justify;">Inflasi tertinggi tercatat di Sorong sebesar 1,73 persen diikuti Pangkal Pinang dan Cirebon yang masing-masing menyumbang 1,7 persen.</p> <p style="text-align: justify;">"Sedangkan Pekanbaru menyumbang inflasi terendah sebesar 0,04 persen," katanya.</p> <p style="text-align: justify;">Kota Jayapura, ia menambahkan, menjadi penyumbang deflasi tertinggi (2,63 persen) diikuti Tanjung Pinang (0,87 persen). <strong>(phs/Ant)</strong></p>