SINTANG, KN – Untuk membuka akses jalan yang selama ini dianggap terisolir, Kecamatan Kayan Hulu membuat terobosan dengan membeli dua alat berat yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) Lestari Kayan Hulu.
Dua alat berat tersebut dibeli dengan kesepakatan dari 31 desa yang berada di Kecamatan Kayan Hulu, dimana setia desa menganggarkan Rp200 juta dari Dana Desa (DD).
Camat Kayan Hulu, Yudius mengatakan, bahwa tujuan membeli dua alat berat ini sudah jelas untuk membuka isolasi di kawasan kecamatan yang ia pimpin. Khususnya untuk infrastruktur jalan antar desa.
“Antar desa di sana memang belum ada akses jalan. Ada pun akses jalan cuma dibangun beberapa tahun yang lalu, kondisinya sudah rusak parah. Jadi saya boleh katakan 65 persen di Kayan Hulu masih mengandalkan akses sungai,” ujarnya saat ditemui awak media, Jumat (28/10/2022).
Maka dari itu, kata Yudius dengan adanya dua alat berat ini, maka tahun depan wilayah yang terisolir itu akan terbuka. Targenya nanti akses jalan antar desa bisa terwujud, sehingga dapat meringankan beban masyarakat setempat.
“Intinya kita akan membuka terobosan dengan membuka keterisoliran di sana, sehingga dapat membantu meringankan beban masyarakat, khususnya untuk transportasi mereka,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur BUMDesma Lestari Kayan Hulu, Oktavius Okta Pranata mengatakan, bahwa dua alat berat yang dibeli yakni Buldozer dan Eksavator. Dimana dua alat berat tersebut menghabiskan dana sekitar 4 miliar lebih.
“Harganya ini untuk Buldozer Rp2,9 miliar. Sementara yang Eksavator dibandrol Rp1,2 miliar. Totalnya itu Rp4,1 miliar. Semua itu belum termasuk PPN,” terangnya.
Okta juga kembali menegaskan, bahwa alat berat tersebut dibeli dengan kesepakatan dari 31 desa yang ada di Kayan Hulu dengan biaya Rp200 juta per desa. Dana yang terkumpul itulah untuk modal awal Bumdesma Lestari.
“Dua unit alat berat inilah kita belikan dari modal awal yang terkumpul. Terus masih kita sisakan untuk operasional kita yang lainnya, karena sementara inikan kita merintis awal jadi belum ada penghasilan. Kita butuh operasional dulu dari sisa dana yang ada sambil kita bekerja. Kita juga punya operarotnya, ada karyawannya,” terangnya.
Disinggun bagaimana nanti alat-alat berat ini kalau ingin disewa masyarakat. Okta mengakui sudah ada hitung-hitungannya. “Jadi kalau mau disewa masyarakat dan pemerintah desa itu sudah ada daftar harganya. Perjamnya berkisaran 450-500an ribu,” pungkasnya. (pul)